DARAH

2.5K 272 4
                                    

✺✺✺
.
.
.
.

Setelah bel sekolah berbunyi, mood siswa siswi SMA widyatama yang tadi nya hilang kini kembali terisi penuh. Gerbang yang menjulang tinggi didepan sekolah itu kini penuh dengan Lautan anak manusia.

Nada menghembuskan nafas kasar. Setelah bel sekolah berbunyi, Kini ruang kelas x ipa 2 menjadi sepi tidak ada lagi murid yang lain. Ditambah Ira dan Risha pulang lebih awal, membuat Nada merasa malas menyelesaikan piket nya.

Hari ini jadwal piket Nada. Sebenarnya Nada tidak sendiri, lebih tepatnya Nada bersama Ana keong racun. Tapi tadi saat jam istirahat berlangsung, Ana sudah heboh meminta izin Nada untuk piket minggu depan sendiri.

Kalian tau alasan dia apa? Hanya Karna nanti malam Ana keong racun akan berkencan dengan Satria anak x ips 3 . menyebalkan, bahkan untuk piket terlebih dahulu waktu yang Ana butuhkan Sudah cukup untuk kencan malam nanti. Pokoknya gue harus tampil cantik Nada, jadi butuh waktu banyak sorry ya. itu kurang lebih celoteh Ana keong racun.

Wajah Ana yang terus terbayang bayang dipikirkan nya itu membuatnya menjadi geram, besok pagi pagi sekali Nada akan mengundurkan diri sebagai member piket hari senin. Dia akan meminta Rio si ketua kelas yang ia andalkan itu untuk menggantinya dengan siswa lain.

"Ehh neng Nada, belum balik? " Tanya Vian membuyarkan lamunan Nada.

"Eh.. Iy-iya Vian, hari ini gue piket." Sahut Nada malu malu. Ia tidak sadar kalau ternyata geng pangeran tembok masih ada diruangan ini.

"Sendiri? " Tanya Marvin menatap Nada. Marvin tersenyum pd karena melihat Nada yang gugup didepan nya. Ia semakin percaya kalau ternyata masih ada populasi makhluk hidup yang bisa grogi ketika melihat ketampanan nya.

"Tadi nya sama Ana, tapi dia izin nggak piket hari ini. Karna mau kencan sama Satria," Adu Nada dengan tampang polosnya.

Geng pangeran tembok itu hanya bisa melongo tidak percaya. Mereka terkekeh melihat kepolosan gadis itu.

Nada tidak menghiraukan mereka, ia memutar bola mata nya malas karena tidak tahu apa yang mereka maksud. Ia menggelengkan kepala lalu dengan gesit, mulai mengerjakan aktifitasnya.

Tanpa pamit, mereka bertiga meninggalkan Nada sendiri didalam kelas. Mereka pergi seolah olah diruangan ini tidak ada anak manusia yang sedang berharap bantuan piket dari mereka.

Setelah selesai membersihkan kelas, Nada pun akhirnya keluar dengan wajah yang ditekuk malas. Piket nya hari ini belum menjadi akhir dari hari panjang nya yang melelahkan.

Sesampai nya dirumah nanti, pasti Nada akan diberi pekerjaan yang lain. Meskipun dirumahnya banyak asisten rumah tangga, orang tua nya pasti akan mencari Alasan yang tepat untuk Nada tetap bekerja.

Sore ini cuaca tidak mendukung. Langit cerah tadi siang dan matahari yang setia menemani langit kini hilang. Hanya langit dan awan awan hitam yang menjadi ganti nya.

Sepertinya alam, Hari ini Nada membendung rasa kesal. tapi ia tak bisa menumpahkan semua kekesalanya sekarang.

Tanganya memegangi dada yang terasa sesak, wajah nya sekarang pucat. Nafasnya sesak, entah apa yang Nada rasakan sekarang. Tidak biasanya Nada merasakan hal seperti ini. Uhukkk... Uhukkkk.. Darah lagi.

Nada membekap mulutnya yang kini mengeluarkan banyak darah, tenggorokanya sakit, dada nya sesak, nafasnya tidak beraturan. Akhir akhir ini batuk itu tak kunjung hilang. Benarkah kalau Nada hanya lelah? Tidak. Tapi dia tidak boleh berfikir hal hal aneh lagi. Iya, mungkin dia hanya lelah.

GOODBYE NADA [END]√Where stories live. Discover now