8

4.3K 571 89
                                    

"Bundaaaa!"

Gue, bunda, ayah, kak Winwin sama Kak Rose langsung liat ke sumber suara. Itu...

Renjun sama pacarnya

Pacarnya Renjun langsung meluk bunda
"Bunda, Lia kangen banget sama bunda" katanya di sela-sela pelukan "iya, Lia apa kabar?" Tanya bunda sambil ngelus kepala Lia lembut.

"Renjun ikut ayah." Kata Ayah penuh penekanan di setiap katanya. Ayah sama Renjun pergi ninggalin ruangan dan naik ke atas. Dia ga mikirin perasaan gue? Gue istrinya woi, kenapa harus bawa-bawa pacarnya sih?

"Yuaaannn, masih inget tante ga?" Kata cewe yang namanya Lia ini sambil nyubit kedua pipi Yuan gemes "ya mana ingetlah, kan kamu ketemu dia waktu masih bayi. Yuan ayo cium tangan tante Lia dulu"

Gue ngelanjutin aktifitas gue motong agar-agar jelly dan ga ngehirauin bunda yang lagi ngobrol sama Lia. Gue berharap mereka ga ngeliat gue biar nanti ga banyak tanya.

"Mm, bun. Ini siapa?" Lia ngeliat gue, kita saling tatapan. Gue jawab apa? Gue istrinya Renjun. Gitu? "Dia adek gue" kak Winwin dateng bawa sekardus makanan ringan sama plastik bingkisan khas buat orang ulang tahun. Ini bingkisannya banyak banget, Yuan pesta gede-gedean?

Lia ngeliat kak Rose yang lagi main sama Yuan terus senyum "ooh gitu"

"Lu? Kenapa tiba-tiba pulang? Setelah dua tahun gaada kabar?" Tanya bang Winwin

"Win.." Panggil kak Rose

"Bang! Udah dong! Lia gitu juga ada alasannya" Renjun yang baru turun sama ayah langsung ikut numbrung. Please kasi tau gue, ini ada apa?

"Lia minta maaf" Lia nunduk, pundaknya bergetar, dia nangis? Iya sih kak Winwin agak kasar ngomong ke Lia. Kasian sih.

"Udah, jangan nangis dong. Bang Winwin lagi emosian aja" Renjun meluk Lia buat nenangin pacarnya itu. OMG! Gue istrinya woi, oh iya Renjun kan ga cinta gue. T-tapi kan sebagai makhluk hidup yang sempurna, dia harusnya mikir! Ah udahlah.

Kak Winwin sama ayah duduk disamping gue, ayah bantuin kak Winwin masukin makanan ringan ke dalam plastiknya "kamu ga bakal ngomong masalah ini ke orang tua kamu kan?" Tanya ayah di sela-sela kegiatan, gue ngeliat ayah yang masih asik masukin makanan ringan tadi. Yang ada dipikiran gue sekaranh, ayah, bunda, kak Rose sama kak Winwin tau gue lagi dimadu tapi mereka minta gue buat tutup mulut dan ga ngasi tau orang tua gue? Jahat ga sih mereka? Mau nangis ajaaaaa! Gue pikir keluarganya Renjun bisa nerima gue, kalo ga bisa nerima gue, kenapa mereka minta perjodohan ini kalo nyatanya mereka lebih suka Lia?

"Kakak lebih suka kalo kamu bilang ke orang tua kamu, ini emang masalah rumah tangga kamu tapi ini juga kesalahan Renjun dan pastinya ini juga kesalahan Bunda sama Ayah" kak Winwin natap ayah dengan tatapan tajamnya, ini keluarga Renjun ada masalah apa sih? Kok kak Winwin gini? Ga takut dosa dia?

"Winwin!" Bentak ayah, kak Winwin bukannya takut, dia malah natap ayah balik dengan tatapan yang ga kalah tajam.
"Winwin bakal dukung Ruby cerai sama Renjun kalo akhirnya Renjun ga putus sama Lia" kak Winwin bangkit dari duduk dan naik ke atas, ke kamarnya mungkin. Panggilan dari kak Rose ga bikin bang Winwin noleh ke belakang sama sekali.

Ayah menghela nafas, terus natap gue dan senyum yang keliatan dipaksa. Ini otak standar gue ga bisa cerna situasi, ini masalahnya apa sih? Kaya orang bego gue disini gatau apa-apa.



Setelah selesai bantu-bantu nyiapin pesta ulang tahunnya Yuan, gue berniat buat bersih-bersih terus siap-siap. "Mau kemana?" Tanya Renjun yang udah nahan pergelangan tangan gue. Gue ngeliat tangan Renjun yang sekarang lagi genggam pergelangan tangan gue dengan lembut. "Mau siap-siap"

100 Days My Husband | Huang Renjun [✓]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin