Day - 6

3 1 0
                                    

11.00

Sisi perkotaan kumuh nan gelap, selokan hitam dengan bau menyengat mengganggu hidung, dan tanah yang berlumpur.

Disini, pemuda Surai ombre silver itu melarikan diri dari para perampok.

Degup jantungnya berdetak kencang, keringat dingin mengucur dari keningnya, paru-parunya terasa sesak. Ia takut, takut akan dibunuh oleh mereka ditempat ini.

Bibirnya bergetar sembari melirik kearah para perampok," A-apakah aku akan selamat?"

11.06

Matanya berhadapan dengan para perampok itu, tubuhnya bergetar terduduk lemas, ia sangat takut. Lidahnya kelu dan pita suaranya enggan untuk berteriak, ia hanya bisa terdiam dihadapan para perampok.

Salah satu dari mereka melangkah kepada sang pemuda," Berikan semua apa yang dirimu punya! Uang dan apapun yang berharga itu! Berikan!" Gertaknya mencengkeram leher sang pemuda.

Sang pemuda terdiam, ah apakah ia sangat takut hingga pingsan? Atau tiada? Sang perampok menekan-nekan kepala sang pemuda.

" Oi! Kau masih hidup?! Cepat berikan!" Hendak memukul leher sang pemuda tetapi matanya melihat manik sang pemuda, manik Amber bagai binatang buas diterpa sinar rembulan.

11.11

Manik Amber sang pemuda tertutup, tangan rampingnya membersihkan noda merah dijaket hitamnya, sepatunya menginjak-injak genangan merah berbau amis. Para perampok itu sudah tak bernafas.

Menatap salah satu mayat sang perampok," Ahahaha, Pertunjukan ku bagus bukan paman? Peranku adalah sebagai anak polos yang ketakutan!" Tertawa riang dihadapannya.

Ah ya mereka salah memilih mangsa.

Karna pemuda tadi merupakan buronan polisi, si pembunuh berantai waktu 11.11

[A/n]
Kenapa aku sering kelepasan tidur?
.... Horor dan plot twist nya kayaknya gak dapet deh

14 Days Writing ChalenggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang