04.

144 34 6
                                    

Sedari dalam perjalan menuju TK, keduanya hanya diam. Tak ada yang berbicara kecuali suara derapan kaki mereka berdua. Yang Wendy sudah tidak lagi berada pada tangan Agus dan keduanya tidak berjalan berdekatan.

Bahkan setelah duduk di bangku pun, keduanya masih terdiam. Hingga Wendy pun berbicara.

"Lu goblok banget sih, Gus."

Itulah sebuah pembuka pembicaraan oleh Wendy untuk Agus dengan tatapan kecewanya.

"Ngapain lu temenan sama orang-orang yang udah sering kita omongin kalau mereka tuh, nakal-nakal? Ngapain lu temenan di dalam pertemanan yang nggak sehat?" Lanjutnya.

"Hah?" Hanya itu yang Agus keluarkan dafi mulutnya itu.

"Pertemanan yang nggak sehat itu ketika lu temenan sama orang, tapi dia nggak bawa sesuatu hal yang baik buat diri lu dan diri dia sendiri." Ucap Wendy dan Agus mengangguk.

"Gue juga udah usaha jaga jarak dari lu, selama lu pacaran sama Rana ini, tapi lu nggak pernah ngerti." Kali ini Agus menoleh bingung.

"Kenapa? Rana nyuruh lu?" Tanya Agus, terlihat di wajahnya kalau ia kesal.

"Hah? Rana nyuruh gue? Nggak, lah! Bisa-bisanya lu mikir kalau cewek lu sendiri yang nyuruh gue?! Udah gitu masih tanya lagi kenapa? Karena gue itu cewek, Gus. Gue tau rasanya jadi Rana sekarang. Cowoknya jalan sama cewek lain padahal dia bisa jalan sama dia atau curhat sama dia." Kata Wendy.

Agus menganggukkan kepalanya perlahan-lahan.

"Walaupun gue sama lu udah dekat dari kecil, tapi tetep aja, cewek tuh sedih, Gus. Lu sayang nggak sih sama Rana, Gus? Jangan pacaran sama dia kalau lu cuman buat dia sedih. Dia anak baik-baik, Gus." Ujar Wendy.

Malam itu, Wendy akhirnya jujur pada Agus, memang tidak sepenuhnya, namun Wendy mengungkapkannya. Mengapa akhirnya ia menjauhi Agus semenjak berpacaran dengan Rana? Walaupun Agus sudah tiga kali berpacaran, namun hanya Rana saja yang ia perlakukan seperti itu karena Rana adalah perempuan yang baik dan seorang teman perempuan yang tidak terlalu dekat dengannya.

Keduanya menjadi dekat karena Rana sendiri yang menghampiri Wendy dan mendekatkan diri pada Wendy. Wendy selalu merasa bersalah pada Rana setiap saat dirinya dekat dengan Agus.

Agus pun mendengarkan semuanya. Ia tidak jadi pergi bermain bersama dengan anak-anak pebasket itu. Wendy dan Agus duduk disana dan kembali lagi seperti semula. Kembali tertawa karena salah satu melucu dan kembali memukul lengan satu sama lain karena tertawa.

Ya, hanya malam itu.

•••

Pada pagi hari Wendy memasuki kelas dengan seluruh tatapan tertuju kepadanya. Membuat Wendy merasa bingung dan aneh sehingga ia langsung menghampiri Jihyun dan Hobi.

"Hyun, kenapa? Kok pada ngeliatin gue, sih?" Tanya Wendy pada Jihyun.

"Lu pacaran sama Agus, Wen?" Tanya Hobi dengan matanya yang membesar, namun senyumnya tetap ramah seperti biasanya.

"Hah? Enggak!" Jawabnya histeris.

"Serius, nggak?" Tanya Jihyun dengan tatapan menggodanya.

"Serius!" Wendy mengernyitkan keningnya, sebal akan pertanyaan Jihyun.

Tiba-tiba Jay menoleh ke belakang dengan tatapan penasarannya juga. "Tadi malem, lu berdua kan pergi. Nggak ada apa-apa, kan?" Tanya Jay.

Neighbor || 여자 사람 친구Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu