5. PLUVIOPHILE

25 25 19
                                    

Seandainya aku tidak mencintaimu, tidak akan terbit rindu sewaktu berpisah.

- Jauzan Adlarn Praxn -

----

A

uthor pov

Di kamar sederhananya, Hujan belum terlelap. Ia masih termenung di atas sofa empuk di dalam kamarnya. Menjelang pukul setengah satu malam, baru Hujan merebahkan diri di pembaringan.

Detik itu juga, Senja yang memiliki tempat indah di hatinya seakan menampakkan diri. Semua bayangan hari-hari yang telah dilewati Senja dan Hujan berkelebat cepat dibalik kelopak matanya yang terpejam erat. Seperti scene foto yang ditampilkan dengan slide cepat.

Hujan mengeluarkan sebuah amplop dari dalam saku celananya. Dia bimbang akan membukanya atau tidak. Tetapi, pikirannya berhenti tepat di kata 'baca'.

Hujan menghela napas kasar. Lalu mengambil secarik kertas dari dalam amplop itu. Dia membuka perlahan lipatan kertasnya dan mulai membacanya.

Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti.
Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu.
Percayalah padaku, aku pun rindu akan hadirmu.
Kita akan bertemu, tapi mungkin tidak sekarang.
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan dalam hatimu.
Percayalah, bahwa ini hanya likuan dalam hidup yang pasti berakhir.
Hidupmu masih panjang, jangan kau pertaruhkan karena kau lelah menungguku.
Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup.
Pasrahkan inginmu sedalam kalbu, bariskan harapmu sepenuh rindumu.
Aku tak pernah berharap, kau akan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini.
Hanya dengan rasa rinduku padamu, ku pertahankan hidup.
Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona.
Memahamiku dan mencintaiku apa adanya.
Kau terindah diantara bunga yang pernah ku miliki dahulu.
Kau tergagah diantara dewa yang pernah ku temui dahulu.
Begitu indah kau tercipta bagi Hawa.
Begitu gagah kau terlahir sebagai Adam.
Aku pergi bukan karena tak cinta, tetapi karena skenario Yang Maha Kuasa.
Ingatlah selalu, satu-satunya cara untuk mengatasi patah hati yaitu jatuh cinta lagi.
Aku akan menunggumu dan senja-mu yang baru disini.

"Kau adalah Senja, yang indah namun hanya sementara tanpa minat untuk singgah. Aku adalah Hujan, semua orang yang terlalu lama menyukaiku akan merasakan sakit," Hujan tersenyum miris saat liquid bening jatuh lagi di pipinya.

Matanya sudah lelah, begitu juga dengan hatinya. Ia butuh istirahat hari ini.

"Selamat tidur Senja. Semoga kau bahagia disana. Dan semoga kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti," ucap Hujan sambil memejamkan matanya yang sudah lelah itu.

----

Esok harinya, pukul enam lebih lima menit Hujan sudah sampai di sekolahnya. Hari ini dia ada jadwal piket jaga gerbang sekolah setiap pagi. Sekedar memeriksa kelengkapan seragam siswa siswi SMAN 1 Karawang, sekaligus bertemu Delina. Bukan apa-apa, dia hanya ingin meminta maaf karena kemarin meninggalkan Delina sendirian di tempat parkir rumah sakit.

Hujan juga adalah wakil ketua OSIS. Jadi, dia harus lebih dahulu datang ketimbang anggota-anggota OSIS lainnya.

Hujan mulai mengecek satu per satu seragam siswa-siswi yang mulai berdatangan. Ada yang tidak memakai dasi atau memakai kaos kaki berwarna, dia akan menariknya dan memberikannya sanksi berupa hukuman push up atau menalar surat-surat di Al-Qur'an.

PLUVIOPHILEWhere stories live. Discover now