7. PLUVIOPHILE

16 19 18
                                    

Jangan pernah memaksakan hubungan jika tidak adanya tujuan kejelasan.

- Quilladin Delina Indrawari -


----

Jam tujuh lewat seperempat esok paginya, Delina terbangun karena handphone-nya bergetar di bawah bantal. Delina segera mengambil handphone-nya itu.

"Ish. Siapa sih yang telfon pagi-pagi gini? Ini kan hari minggu," Delina mendengus kesal.

"DELINA!" teriak seseorang dari ujung telfon membuat Delina menjauhkan handphone dari telinganya dan melihat siapa yang menelfon. Dan ternyata itu Zamora!

"Apaan sih ganggu tidur cantikku tau nggak?!" ucap Delina kesal.

"Hehehehe, maaf Delina. Eumm.. Hari ini free kan Del?"

"Iya, kenapa?"

"Nongkrong di Jeko yuk. Jam 9 ya, awas aja kalo gak datang."

"Tapi-" ternyata sambungannya sudah terputus sepihak.

Delina menghembuskan napas, "Dasar Zamora! Kamu harus sabar Delina. Kamu kuat menghadapi sahabatmu yang satu itu."

Delina pun segera masuk ke kamar mandi bersiap-siap menemui sahabatnya yang mengganggu waktu tidur santainya itu.

----

Delina keluar kamar mandi menggunakan baju santai dan celana levis. Lalu pintu kamarnya terdengar dibuka. Seorang lelaki tampan muncul. Mengenakan kemeja yang ujung lengannya dilinting. Melihat Delina, lelaki itu tersenyum.

"Sungguh istimewa buatku dihadapkan pada seorang gadis yang luar biasa cantik. Bolehkah aku tahu siapa namamu, Sayang?" ucapnya dihalus-haluskan. Namun, terdengar di telinga Delina sangat menjijikan. Delina segera menonjok perut lelaki itu.

"Jahat juga si Neng. Namaku Alvero, benar namamu Delina?" lelaki itu bicara lagi. Iya, itu Alvero kakaknya. Entah apa yang sedang diperbuat Alvero.

Delina berkacak pinggang. Alvero perlahan mendekat dan mulai mengacak puncak kepala Delina.

"Mau kemana sih? Pagi-pagi adikku udah cantik begini," goda Alvero sambil mengedipkan satu matanya.

"Ke Jeko dong. Mau nge-date sama pacar baru. Emangnya kakak? Huh, dasar jomblo," ucap Delina yang masih setia berkacak pinggang.

"HEH! GAK SADAR DIRI YA ELU?!" teriak Alvero dengan wajah yang seakan ingin menerkam Delina.

"Bodoamat," ucap Delina sambil menjulurkan lidahnya lalu berhambur keluar kamarnya.

Dan terjadilah adegan kejar-kejaran di dalam rumah itu.

----

Jam sembilan kurang seperempat, Delina pergi ke Jeko. Tempat janjiannya dengan Zamora. Pukul sembilan tepat, ia sampai disana dan langsung menuju tempat Zamora duduk.

Delina berjalan perlahan menuju tempat Zamora duduk. Sengaja, ia ingin mengagetkan Zamora yang kebetulan sedang duduk membelakangi posisi Delina saat ini.

Tinggal selangkah lagi menuju tempat duduk Zamora, tetapi, "Mau ngagetin ya? Sayangnya kamu gagal Delina."

Zamora membalikkan badannya sambil tersenyum mengejek.

PLUVIOPHILEWhere stories live. Discover now