Gadis tersebut berlari kecil menghampiri Han Xie Xiang yang masih kebingungan. Han Xie Xiang harus menjauh secara spontan, merasa sangat aneh dengan semua orang termasuk dirinya sendiri. Han Xie Xiang menekuk kakinya dan memojokkan diri, menjauhi gadis tersebut dengan ekspresi terkejut.
Ah, sepeertinya ia akan menggila.
"Tuan Putri, apa hamba melakukan kesalahan?" ucapnya, membuat Han Xie Xiang semakin sakit kepala.
Kenapa dia dipanggil 'Tuan Putri'?
"Apa aku sedang bermimpi?" gumambya. Dia menepuk-nepuk wajahnya berkali-kali berusaha sadar, berharap kembali ke kamarnya.
Tapi dia masih berada di sini.
"Tuan Putri tidak bermimpi." Gadis itu terlihat cemas melihat keadaan tuannya. Sepasang mata bundar itu tampak berkaca-kaca.
"Siapa kau? Aku tidak mengenalmu, di mana aku? Pulangkan aku!" tekan Han Xie Xiang membuat gadis tersebut ketakutan.
Gadis itu berlutut di depan Han Xie Xiang, menunduk dengan tubuh kecil yang bergetar. "Tuan Putri, hamba adalah pelayan pribadi Putri. Maaf membuat Tuan Putri takut ...."
"Pelayan? Sejak kapan? Kenapa disebut Putri?" timpal Han Xie Xiang panik. Dia ingin lari, tapi melihat ke arah jendela di mana banyak orang berpakaian aneh berlalu lalang membuatnya harus berpikir kembali.
"Tuan Putri ...." Pelayan itu menitikkan air mata melihat tuannya tidak mengingatnya.
Setelah beberapa saat keheningan melanda, datanglah sosok pria gemuk membawa tas dan berdiri di sebelah pelayan tersebut. "Putri Pertama, bagaimana keadaanmu?"
Han Xie Xiang melihatnya dengan aneh. Putri Pertama? Siapa itu?
"Siapa kau? Siapa Putri Pertama?" Ia merasa kacau.
"Hamba adalah Tabib Istana, mohon izinnya untuk memeriksa Putri Pertama." Tabib itu bersikap hormat. Ia sedikit mengerutkan kening, namun kepalanya yang tertunduk menutupi kerutan itu.
"Istana?" Han Xie Xiang masih tidak mengerti. Apa yang terjadi sebenarnya?
"Putri Pertama, tenanglah, biar hamba periksa keadaan Putri."
Dia membiarkan Tabib memeriksa. Tabib memeriksa denyut nadi gadis itu sebentar sebelum akhirnya tangan seputih salju itu ditarik kembali.
"Tuan Putri baik-baik saja, hanya perlu istirahat beberapa hari untuk memulihkan kondisi."
"Tabib, mengapa Putri tidak ingat apa pun? Tidak biasanya Putri seperti ini," tanya si pelayan dengan cemas.
"Sepertinya Putri Pertama mengalami hilang ingatan. Untuk memulihkannya, tergantung Putri sendiri." Tabib itu masih hati-hati dalam bicara. Jangan sampai Putri satu itu mengamuk lagi.
"Hilang ingatan?" gumam Han Xie Xiang menaikkan alis, pasalnya dia masih ingat semua yang terjadi pada dirinya, kenapa Tabib malah mengatakan itu? Dasar Tabib gadungan!
"Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, hamba permisi." Tabib membungkuk hormat pada sang putri sebelum akhirnya pergi.
Han Xie Xiang masih dalam keadaan melamun. Dia bingung. Sangat bingung dan tidak bisa menerimanya.
Ia melihat kedua tangannya yang sangat halus. Pakaian yang dikenakannya sangat kuno, seperti sedang cosplay menjadi seseorang dari zaman kuno. Sebenarnya, kenapa dia bisa di sini?
"Tuan Putri ...."
"Kenapa aku disebut 'tuan putri'? Di mana aku?" Han Xie Xiang benar-benar bingung. Ia menatap pelayan itu dengan harapan akan ada jawaban yang diinginkannya. Ia ingin pulang ....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unlikely Princess ✓
Fantasy[SUDAH TAMAT] Han Xie Xiang, seorang lulusan baru, terbangun di zaman kuno sebagai Gu Xie Xiang, seorang putri yang tidak disukai. Meski terjebak dalam konflik istana, dia bertemu dengan Feng Chen Jun, seorang pangeran yang menyebalkan dari kerajaan...