Act 88 - Masa Kritis

153 30 0
                                    

Dalam keadaan lemah, Xie Xiang tidak bisa melakukan apapun selain menutup mata. Bola kegelapan melesat cepat kearahnya bersiap memberi pukulan mematikan yang akan membuat jiwanya terkoyak.

Zhi Ruo yang masih berusaha membuka perisai, terkesiap melihat serangan mematikan yang akan membunuh tuannya. Dia terbang di udara dengan cepat berharap dapat menyelamatkan Xie Xiang tepat waktu sebelum bola hitam itu menghantamnya.

Semakin dekat Zhi Ruo meraih, bola itu semakin dekat juga. "Tidak boleh telambat, tidak boleh telambat." Mulutnya terus menggumamkan hal yang sama nyaris tidak terdengar dan terus fokus pada tujuan di depan. Dia tidak bisa membiarkan Xie Xiang mati tepat di depannya karena orang lain.

Bola hitam berubah menjadi energi yang melonjak tepat ketika membentur sesuatu. Energi yang besar membuat Zhi Ruo terhenti dan menahan tekanan dalam diam sambil melihat objek tubrukan yang membuat hatinya bergetar.

Apa dia....

Ekspresi Zhi Ruo berubah kembali menjadi kejutan. Dia merasakan aura yang tidak biasa, namun terasa familiar. Aura penuh niat membunuh yang pekat dan gelap yang membuatnya sedikit merasa takut. Dia tidak pernah merasakannya lagi setelah sekian lama.

Bola hitam tidak hancur dan terus mengeluarkan energi gelap di pilar. Di baliknya, gadis yang menjadi target berlindung di balik pilar sebelum akhirnya melompat keluar dan mengarahkan cambuk yang diubah menjadi pedang ke arah pria itu.

Pria itu menghindar kemudian mengubah arah bola hitam untuk mengejarnya. Target telah di kunci sehingga bola hitam itu hanya akan hilang setelah mengenai target atau itu akan terus mengejar.

"Bosan." Xie Xiang mendengus. Iris ungunya lebih pekat dan gelap dibandingkan sebelumnya disertai niat membunuh yang kian meningkat. Kulit putih pucatnya lebih mencolok dibandingkan sebelumnya dengan ekspresi sedingin gunung es. Dia tidak seperti Xie Xiang biasanya. Bahkan Zhi Ruo tidak akan mengenalinya jika tidak bersamanya sepanjang hari.

Xie Xiang melesat cepat di berbagai arah sambil sesekali menyerang pria itu selagi bola hitam menyerang. Seolah mengabaikan sesuatu yang akan merenggut nyawanya. Semua serangan diarahkan pada pria itu dengan cepat dan tidak memberi kesempatan pria itu untuk menyerang. Ketika pria itu menyerang balik, Xie Xiang selalu menghilang dari pandangan dan menyerang dari arah lain.

Zhi Ruo memilih menghancurkan prisai yang terlalu tebal. Berbagai cara dia gunakan hingga akhirnya perisai hancur. Namun serpihan kehancuran perisai membuat energi dari dalam array melonjak dan menyerangnya. Zhi Ruo terpental dan nyaris mengenai Xie Xiang jika tidak tepat waktu menghindar.

Zhi Ruo sebagai jiwa, tidak bisa menghancurkan array karena itu akan membuat jiwanya terkoyak. Oleh karena itu, Xie Xiang sendiri yang harus menghancurkannya.

Namun, Xie Xiang tampak tidak berminat dan terus menyerang pria itu dan memusatkan titik vital agar dapat langsung membunuhnya dalam satu serangan. Itu membuat Zhi Ruo bingung. Seharusnya Xie Xiang menghancurkan array dengan cepat.

"Jing Guai, hancurkan array-nya! Biar aku yang menghadangnya!" Mau tidak mau Zhi Ruo harus mengingatkan.

Pandangan Xie Xiang terarah pada Zhi Ruo yang mengingatkannya. Dia melirik array yang tanpa perlindungan, langsung melompat dengan cepat mengabaikan dua serangan yang datang.

Melihat kristal yang melayang di depannya, sudut bibirnya terangkat dan melirik kebelakang dimana terdapat bola hitam yang masih mengejarnya. Dia melompat tepat ke ara kristal itu seolah ingin menubruknya, kemudian menyingkir seperti kilat hingga bola hitam membentur kristal dan meledak.

Ekspresi pria itu menjadi sangat jelek. Melihat array-nya meledak dan energi gelap mengalami kekacauan; bertebaran dimana-mana seperti hantu. Jiwa-jiwa menghilang dalam sekejap meninggalkan lokasi. Formasi sepenuhnya dihancurkan.

The Unlikely Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang