O4

71 21 3
                                    

Rachelle memandangi gaun merah yang kemarin ia pakai pergi ke pesta ulang tahun pernikahan putra keluarga Kim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rachelle memandangi gaun merah yang kemarin ia pakai pergi ke pesta ulang tahun pernikahan putra keluarga Kim. Di bagian bawah gaun yang tampak mahal itu, terlihat robekan cukup besar, seperti hasil dari tersangkut sesuatu.

"Kalau robeknya begini, pasti itu benda tajam," gumam Rachelle sambil mengamati bagian yang robek.

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Rachelle dari gaun tersebut. Pandangannya kini berada pada beberapa pelayan yang masuk segera selepas mengetuk pintu.

"Apa ada yang bisa kami bantu, Nona?" salah satu pelayan bersuara.

Rachelle mendekat ke arah mereka, tangannya masih membawa-bawa gaun merah yang semalam ia pakai. "Apa gaun ini robek sejak aku pulang dari pesta semalam, atau ada dari kalian yang tidak sengaja merobeknya ketika mencuci gaun ini?"

Pelayan yang lain menjawab, "Saya bertanggung jawab untuk mencuci gaun itu, Nona. Robeknya sudah ada sedari saat gaun itu dicuci."

Rachelle memicing menatap gaun merah itu. Dari mana dan kenapa gaun itu bisa robek, kira-kira? Sejurus kemudian begitu teringat sesuatu, matanya langsung beralih pada tas jinjing yang setiap hari ia pakai ke kantor.

"Kalian keluarlah," ujarnya pada para pelayan sehingga satu per satu dari mereka mulai berjalan meninggalkan kamarnya selepas menutup pintu kamar Rachelle seperti semula.

Setelah di kamar itu benar-benar hanya tersisa dirinya, Rachelle buru-buru meraih tas jinjing cokelat kesayangannya, lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Sebuah USB yang tadi diberikan oleh Reporter Park.

Sora mengetuk pintu ruang kerja ayah mertuanya dengan pelan, tapi cukup untuk terdengar sampai dalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sora mengetuk pintu ruang kerja ayah mertuanya dengan pelan, tapi cukup untuk terdengar sampai dalam. Ketika sahutan pertanda Sora boleh masuk ke dalam terdengar, gadis itu buru-buru membuka pintu dan menjejalkan dirinya ke dalam ruangan.

Membungkuk beberapa derajat, Sora tersenyum sambil memberi salam, "Selamat malam, Ayah."

Pria paruh baya yang dipanggil sebagai ayah itu, kini bangun dari kursi kerjanya dan beralih ke sofa tamu. "Kemari, duduklah," titahnya.

Aphrodite : Behind The Mask Where stories live. Discover now