O1.

111 29 0
                                    

"Sialan, aku capek sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sialan, aku capek sekali."

Gadis bersurai jelaga itu merebahkan dirinya pada ranjang empuk di pusat ruangan. Ketika melihat jam, ia diberitahu kalau saat itu pukul sebelas malam, dan ia justru baru sampai rumah usai menyelesaikan berbagai pekerjaan melelahkan. Kunjungan ke panti asuhan, panti jompo, acara amal yayasan. Ah, Rachelle muak.

Sumpah, mau dibilang dari sisi mana pun, Rachelle tidak cocok jadi orang dermawan. Karena siapa saja yang ada di sekitarnya pasti tahu, Rachelle itu orang seperti apa.

Ketukan pintu terdengar dari luar, kemudian presensi seorang pelayan menyusul setelahnya. "Nona, saya sudah menyiapkan air hangat untuk Nona tadi, silahkan membersihkan diri lebih dulu sebelum tidur, Nona."

Rachelle menatap sinis pelayan itu. "Apa kau baru saja memerintahku?"

Pelayan itu langsung tergagap. "S-saya tidak berani, Nona ...."

Telapak tangan milik Rachelle dikibas-kibaskan, memberi isyarat agar si pelayan enyah dari hadapannya. "Keluar."

Selepas presensi pelayan menghilang dan tinggal ia di ruangan itu, barulah Rachelle mendudukkan dirinya di ujung ranjang. Menghela napas pelan, kemudian membawa tubuhnya berdiri dan jalan menuju kamar mandi.

Kalau capek begitu memang bagus mandi air hangat. Tapi sayangnya, Rachelle tidak cuma merasa capek pada tubuhnya. Lelah di tempat yang lain sudah tidak punya obat, tidak bisa dihentikan juga, dan Rachelle sudah lama menyerah untuk yang satu itu.

Ditanggalkan satu-satu pakaian yang semula melekat pada tubuhnya ketika gadis itu sudah tiba di kamar mandi. Waktu badannya sudah tercelup sempurna ke dalam bathup, otaknya justru masih berkeliaran memikirkan agenda esok hari.

Besok ia harus pergi ke luar kota untuk menengok rumah sakit cabang yang bermasalah di pinggiran kota. Dari Seoul sampai ke sana, pasti butuh waktu satu jam lebih. Kalau nanti masalahnya parah dan ia harus menginap di sana, bagaimana, ya? Rachelle malas sekali kalau lama-lama di luar kota. Apa lagi, kebutuhan di sana tidak selengkap di Seoul.

Sambil terus memikirkan agenda esok, tangan gadis itu tanpa sadar memainkan busa-busa sabun di bathupnya, kadang mengusapkan benda itu pada kulit mulusnya.

Sebersit pemikiran mendadak terlintas di benaknya, Rachelle mau menikmati uang tanpa kerja, apa ia sewa orang buat menggantikan pekerjaannya saja, ya?

Sedang enak-enak menikmati sesi berpikir sambil mandinya, pintu kamar mandi mendadak diketuk beberapa kali. Baru mau mengumpati pelakunya dari dalam kamar mandi, Rachelle harus mengurungkan niat saat suara mamanya terdengar dari luar sana.

Aphrodite : Behind The Mask Where stories live. Discover now