OO.

184 29 2
                                    

"Kalau kau harus memilih menyelamatkan dirimu sendiri atau orang lain, yang mana yang akan kau pilih, Rachelle-ssi?"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Kalau kau harus memilih menyelamatkan dirimu sendiri atau orang lain, yang mana yang akan kau pilih, Rachelle-ssi?"

Perempuan di depan tustel hitam yang masih merekam eksistensinya itu tersenyum miring sewaktu rungunya tangkap pertanyaan klasik dari pewawancara. Pertanyaan itu sebenarnya punya satu jawaban simpel bagi sosok realistis seperti Rachelle. Namun, kalau mempertimbangkan ada orang lain yang bakal menonton dan memberi komentar pada wawancaranya, tentu saja gadis itu harus sedikit berhati-hati. Salah bicara sepatah kata saja, citranya bisa rusak.

Diawali gumaman, Rachelle kemudian beri jawaban final, "Tergantung siapa orangnya, aku rasa." 

"Apa artinya kau tidak bakal menyelamatkannya kalau kau tidak mengenalnya?"

Rachelle diam selama beberapa sekon. Matanya menatap tepat ke arah kamera yang saat ini menyorotinya. "Biarkan aku serahkan ini pada siapa pun yang menonton. Kalau orang di depan kalian adalah sosok yang paling kalian benci dan dia sedang sekarat, apa kalian akan menyelamatkan nyawanya dibanding diri kalian sendiri?"

'Kalau orang di depan kalian adalah sosok yang paling kalian benci dan dia sedang sekarat, apa kalian akan menyelamatkan nyawanya dibanding diri kalian sendiri?'

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


'Kalau orang di depan kalian adalah sosok yang paling kalian benci dan dia sedang sekarat, apa kalian akan menyelamatkan nyawanya dibanding diri kalian sendiri?'

Rasanya kalimat yang ia ucapkan seperti terputar sendiri secara otomatis di benaknya ketika dwinetra milik si afrodit menyaksikan secara langsung wajah tersiksa dari sosok yang pernah begitu ia benci selama ini.

Di tempat yang semula kelihatan mewah itu, kini jadi berantakan sebab tamu-tamu undangan berhamburan ke luar gedung dengan panik. Lampu gantung yang semula terpajang megah di atas, kini jatuh ke bawah hingga hampir melukai orang-orang.

Di antara kekacauan itu, Rachelle dan gaun merahnya harus berhadapan dengan dua pilihan. Pergi dari sana, atau menolong seseorang yang pernah begitu ia benci.

'Persetan dengan prinsip hidupku.'

Yang ia harapkan hanya semoga pilihannya malam itu tidak membawa hal buruk di kemudian hari. 
[]

Tes ombak dulu~

Aphrodite : Behind The Mask Onde histórias criam vida. Descubra agora