O5

58 23 2
                                    

Lampu di dalam ruangan itu seketika menyala sehabis pemiliknya menekan sakelar di dekat pintu masuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lampu di dalam ruangan itu seketika menyala sehabis pemiliknya menekan sakelar di dekat pintu masuk. Pada dinding ruangan, foto-foto dipajang berbingkai. Pada sudut ruangan, tinggal bingkai-bingkainya yang sudah tidak terpakai atau belum terpakai, diletakkan sembarangan. Di lemari dekat tumpukan bingkai itu, kamera dengan berbagai macam model disimpan.

Min Yoongi menghela napas. Sudut ruangannya yang tampak berantakan, sejujurnya cukup mengganggu. Yoongi bukan tipe orang yang tahan dengan sesuatu berantakan begitu. Namun, kalau mau merapikan ruangan dalam kondisi tubuh dan mentalnya saat itu, rasanya tidak memungkinkan.

Ia membanting badan pada sofa di pusat ruangan. Badannya disandarkan, kepalanya menengadah ke atas dengan mata memejam. Belakangan, Yoongi seperti mengalami ujian batin secara beruntun.

Kalau diingat secara rinci, minggu lalu ia bertengkar dengan sang adik yang sebenarnya sudah lama tidak ia akui sebagai adiknya. Masalahnya sepele, minta uang untuk senang-senang. Yoongi yang punya sifat pelit mendarah daging, mana sudi dimintai begitu.

Tidak lama setelah itu, Yoongi menghadapi krisis dengan pemilik bangunan yang kini ia sewa sebagai studio foto itu. Memang usahanya sedang tidak lancar belakangan ini, uangnya juga sudah ia pakai banyak untuk mencukupi kebutuhan pribadi serta studio.

Sebab itu, waktu Yoongi menerima tawaran jadi fotografer di pesta ulang tahun pernikahan teman lamanya, dia mau-mau saja. Apa lagi, setelah diiming-imingi upah besar. Siapa sangka kalau sekarang, bukannya hidup tenang dengan uangnya, si lelaki Min itu justru dibuat stres lagi.

Pesta malam itu benaran luar biasa baginya. Serius, Yoongi pikir, dari awal pesta hingga akhir, itu adalah pesta paling bersejarah dalam hidupnya. Begitu megah, makanannya enak-enak, banyak gadis cantik dari golongan konglomerat, dan ada satu hal yang mungkin tidak ia temui di pesta lain. Terror penembakan yang malam itu juga memakan nyawa.

Yoongi membuka matanya. Tiap kali memikirkan nyawanya sendiri hampir melayang di pesta itu, si lelaki Min otomatis merinding.

Namun, sejujurnya ia sudah merasa ada yang janggal ketika pulang dengan selamat ke rumah. Bukan janggal karena ia masih hidup setelah kejadian itu. Melainkan, karena saat itu seingatnya, bukan cuma Yoongi yang ditugaskan untuk mengabadikan momen-momen dalam pesta. Beberapa reporter diundang untuk menulis artikel dan menaikkan image keluarga Kim. Tapi anehnya, kenapa tidak satu pun artikel atau berita yang terbit di media?

Jangan-jangan---

Yoongi buru-buru merogoh tasnya, mengambil kamera dan memeriksa isinya. Di dalam sana, potret momen saat kejadian itu masih ada lengkap. Bahkan saat terjadi kekacauan, Yoongi masih sempat merekamnya sedikit. Buru-buru, Yoongi mengambil memory card kameranya dan menyembunyikan benda itu di tempat aman.

Ting!

Baru saja Yoongi selesai menyembunyikan memori kameranya, bel di dekat pintu masuk berbunyi. Menandakan kalau pintu dibuka dan ada yang datang.

Aphrodite : Behind The Mask Where stories live. Discover now