Unnie said Don't Fight

4.8K 547 16
                                    

Jisoo menatap Jennie, meminta pertolongan. Tapi adiknya itu malah mengangkat bahunya tak peduli sambil tertawa kecil menyaksikan wajah aneh Kim Jisoo.

"Aku tidak berencana untuk pergi selamanya." Ucap Jisoo pelan.

"Ya, itu bagus. Karena jika Unnie pergi untuk selamanya, aku bersumpah akan membunuhmu!" Balas Lisa dengan suara tertahan. Jisoo memutar matanya jengah, "Maka dari itu.. Lepaskan aku!" Pekik Jisoo yang kini tengah di dekap erat oleh Lisa dan Rosé. Dia jadi agak menyesal telah membiarkan adik-adiknya mengantar ke bandara kalau begini ceritanya. Anak kembar ini memeluknya sampai ia merasa sesak!

"Aku akan merindukan Unnie." Ujar Rosé tanpa mau melepaskan tubuh kakak pertamanya.

"Kalian akan merindukan uangku." Sangkal Jisoo, sudah sangat paham dengan gelagat adik-adiknya. Lisa berdecak kemudian melepaskan pelukannya dengan kesal. "Unnie selalu berpikir negatif pada kami!" Serunya.

"Jadi kalian tidak akan merindukan uangku?" Tanya CEO yang baru menjabat selama dua minggu itu.

"Rindu!" Jawab si kembar bersamaan, membuat Kim Jisoo dengan gemas menarik pipi keduanya. "Adik bajingan!" Umpatnya. Lisa dan Rosé menjerit merasakan sensasi panas di pipi mereka. Tangan kurus si sulung tidak pernah main-main dalam mencubit atau memukul adik-adiknya!

"Permisi, Nona. Kita harus segera memasuki pesawat." Kang Seulgi yang telah resmi menjadi asisten Jisoo mengingatkan. Jisoo mengangguk kemudian melepaskan si kembar dari cengkramannya. Si sulung lalu menatap adiknya satu persatu, "Group hug?" Pinta Jisoo sambil merentangkan tangannya. Adik-adiknya tersenyum lebar lantas tanpa membuang waktu, mereka memeluk sang kakak dengan erat.

Ini adalah pertama kalinya Jisoo pergi jauh tanpa orang tua dan adik-adiknya. Dia tak pernah sekalipun keluar dari Korea tanpa ditemani oleh keluarganya, baik dalam berlibur, atau hal lain. Dan itu sangat aneh. Jisoo tak tahu perasaan apa ini, tapi rasanya cukup berat.

"Jaga diri baik-baik, Unnie." Pesan Jennie disela pelukan mereka. Jisoo mengangguk, "Jaga diri kalian juga. Jangan bertengkar dan jangan mencari masalah. Arraseo?" Titah si sulung dan adik-adiknya mengangguk serentak.

"Aku pergi sekarang, ne? Telfon aku jika ada hal penting." Pintanya setelah melepas pelukan mereka dan mulai berjalan untuk memasuki pesawat. "Hati-hati, Unnie!" Teriak Lisa tak tahu malu.

Jisoo meringis menyadari perhatian beberapa orang tertuju pada mereka. "Bilang saja pada pilotnya!" Balasnya tak kalah keras, tanggung malu!

Dan ya, seperti biasa, Jisoo memang menyebalkan.

Kang Seulgi yang berada di sebelah bosnya saja harus berusaha sebisa mungkin untuk menahan tawa. Dia tak pernah menyangka jika Kim Jisoo yang terlihat dingin ternyata memiliki sifat konyol yang kadang bisa muncul tak tahu waktu. Dan Seulgi baru mengetahuinya saat dia menjadi asisten Jisoo beberapa hari ini.

"Tertawa saja, jangan ditahan." Ujar Jisoo tanpa melirik sang asisten. Seulgi yang tertangkap basah lantas menutup mulutnya rapat-rapat. Bagaimana pun juga, dia tak mau bersikap kurang ajar pada bosnya sendiri. "M-maaf, Sajangnim." Ucapnya pelan.

"Ah, dan Jongin-ssi," Panggil Jisoo pada sekretaris ayahnya yang juga ikut serta dalam perjalanan ini. "Ne, Sajangnim?" Jawab pria bermarga Kim itu.

"Lain kali, jaga pandanganmu dari adikku." Ucapnya dingin sambil berjalan lebih cepat, meninggalkan Jongin yang mendadak kaku dan Seulgi yang menutup mulutnya kaget. Gadis itu tak menyangka kalau Jisoo akan memperhatikan Jongin yang seakan tak lepas menelanjangi Kim Jennie lewat tatapan matanya. Pasalnya, bosnya itu sejak tadi terlihat sibuk dengan adik-adiknya dan tampak tak memperhatikan hal lain, selain gadis-gadis Kim. Tapi ternyata... Daebak!

Gone✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora