1.3

127 14 0
                                    

-Enjoy!-

Kara sedang sibuk mengikat tali sepatunya yang lepas. Ekor matanya menangkap sebuah motor yang berhenti tepat di sampingnya. "Mau isi yang berapa?"

"Lima puluh."

"Sebentar ya Mas." Kara memutar tubuhnya. Gadis itu langsung membelalak dengan sempurna kala melihat siapa laki-laki yang ada di hadapannya.

"Mbak bisa buruan dikit ngga isi bensinnya? Soalnya di rumah sakit istri saya udah mau melahirkan," tutur pengendara yang berada tepat di belakang Kenzo.

"Eh iya Mas," jawab Kara seraya menaikkan maskernya yang sedikit turun. Kara memang sudah mengira hal seperti ini pasti akan terjadi, maka dari itu ia selalu menggunakan masker saat sedang bekerja. Tujuannya hanya satu, agar tak ada orang yang mengenalinya.

Tenang Ra, tenang. Sekarang lo pake masker, Ken ngga mungkin ngenalin lo, batin Kara seraya mengisi bensin ke dalam tangki motor Kenzo.

Memberikan uang lima puluh ribu ke arah Kara, setelah itu Kenzo langsung melesat menggunakan motornya tanpa berkata sepatah kata pun. Kara menghela nafasnya lega karena ia tidak ketahuan.

°°°

Kara meregangkan otot-ototnya yang lumayan pegal. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih lima belas menit, yang berarti jam kerja Kara telah usai.

Kini Kara telah siap untuk pulang menuju rumahnya. Menyusuri jalan setapak yang sudah lumayan sepi. Kara membeli sebotol air mineral di warung yang masih buka, membuka maskernya, lalu meneguk air mineral tersebut sampai habis.

Ternyata bener, batin Kenzo yang sedari tadi melihat semua pergerakan Kara.

Setelah mengisi bensin Kenzo memang langsung pergi, tapi ia tak langsung pulang. Laki-laki itu menepi di warung dekat pertamina, hanya untuk memastikan, yang dilihatnya tadi tak salah. Meskipun Kara menggunakan masker, namun tetap saja Kenzo mengenalinya, bahkan hanya dari tatapan mata gadis itu.

Kara mulai berjalan ke jalan raya depan guna mencari angkot. Mengeratkan jaket geng Vector yang gadis itu kenakan, karena hawa dingin semakin menyeruak masuk ke dalam tubuhnya.

"Siapa kalian?!" Keget Kara, yang melihat segerombol geng motor menghadang jalannya.

Kara yang merasa bahwa dirinya berada di dalam bahaya langsung segera berteriak. "TO-" belum sempat Kara menyelesaikan teriakannya seseorang laki-laki langsung datang menghampirinya.

"Ken?" Gumam Kara.

"Sembunyi Ra," titah Kenzo.

Kini Kenzo tengah menyerang sekitar tiga puluh anggota Boris. Kenzo hampir saja kewalahan, nyatanya ia memang tak terlalu pandai dalam hal bela diri, tapi Kenzo tak langsug menyerah, ia harus melindungi Kara dari semua bahaya dan ancaman yang akan mengganggu gadis itu.

"Ke jalan Merpati sekarang bro. Cewek yang lo suruh kita jaga lagi dalam bahaya," tutur Jodi kepada seseorang melalui ponselnya. Sudah satu Minggu ini laki-laki itu selalu menjaga Kara secara diam-diam. Namun sialnya, hari ini ia kecolongan.

"KEN, DI BELAKANG LO!" Teriak Kara. Namun naasnya, peringatan Kara barusan tak dapat merubah keadaan. Punggung Ken tetap saja terkena pukulan balok kayu oleh seseorang yang tak Kara ketahui namanya.

ANKARA (END)Where stories live. Discover now