•Om•

2.3K 246 33
                                    





Setelah keributan yang terjadi tadi, yang di akhiri mendaratnya centong sayur di kepala mereka berdua -Rey, Yoga- yang pelakunya sendiri adalah Galuh.

Kini mereka tengah duduk melingkar di ruang tengah -sebelumnya mereka bergotong royong menggeser meja serta sofa agar terlihat luas- menyantap makanan yang mereka pesan tadi.

Mereka memutuskan memesan makanan ketimbang membuatnya kembali dan makan di ruang tengah karna suasana di meja makan masih terasa tak enak.

Suasana makan malam kali ini sangat berbeda dari biasanya.




biasanya ribut ini adem ayem kan aneh
:(





Sedangkan Rizal yang tak terbiasa dengan keheningan ini, karna dia suka keributan dan biasanya dia yang biang ribut :)

Rizal Berdehem pelan memecah hening, matanya melirik kanan kiri melihat reaksi saudaranya, tapi mereka malah anteng makan aja.


Kan Rizal kesel :(

Baru aja mau mangap, suara bell menghentikannya.

"Buka gih Zal!" Suruh Galuh.

"Hmm." Rizal lantas berdiri, berjalan menuju pintu utama.



Rizal membuka pintu pelan, maklum aja pintu lagi rusak soalnya abis di dobrak sama Rey Minggu lalu, terus belum sempet di benerin. :')

"Om bro, Ngapain om kesini?" Tanya Rizal saat melihat siapa yang ada di depannya.

Om bro, ya. Di panggil begitu aslinya namanya Kadir Aditama, saudara Deket papanya yang sering membantu Galuh dan Dimas di perusahaan.

"Lho salah om kesini, boy?" Tanya balik om Kadir.

Rizal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "iya enggak sih om, tapi tumben aja. Cari bang Galuh ya?"

"Iya ada kan?"

"Ada om, yuk masuk!"

Saat masuk kedalam, om Kadir menatap ke-enamnya bingung, pasalnya mereka makan dengan diam. Ya enggak salah sih tapi ini jadi aneh kalo yang diamnya keluarga Aditama. :')

"Kenapa nih?" Tanya om Kadir pada Rizal

"Gak tau om, tanya mereka aja Rizal lelah~" jawab Rizal dramatis.

Menghiraukan jawaban Rizal, om Kadir berjalan menghampiri mereka lalu duduk di sofa yang lumayan jauh dari mereka.

"Kenapa nih, Kok makannya di sini?" Tanya om Kadir pada mereka.

Gak ada yang berani jawab, Rizal sendiri langsung duduk di tempat semula.

"Kok diem?"

Lagi, tidak ada yang menjawab. Om Kadir menghela napas pelan, matanya menatap anak-anak dari saudaranya serius, lalu pandangannya terhenti pada Devian yang tengah menunduk dalam.

"Devian, bisa jelaskan sama om?"

Devian yang merasa namanya di sebut semakin menundukkan kepalanya, tangannya mengeratkan pegangannya pada sendok.

"A-anu om..." Bibirnya melengkung menahan isakan yang hampir keluar kembali.

"Iya?"

"Ta-tadi Ian hiks.. hampir ngebakar dapur huwaaaaa"

Mereka semua jadi kelabakan melihat Devian menangis kencang, Rizal yang ada di sebelah kembarannya langsung mempuk-pukan kepala Devian, "cup-cup Adek jangan nangis ya cup-cup."

ADITAMA • SuperM ✓Where stories live. Discover now