•Pulang•

1.4K 152 47
                                        








Hari ini Devian sudah di bolehkan untuk pulang setelah dua Minggu lebih berada di rumah sakit.

Ia sudah duduk di atas kursi rodanya, dengan Rizal yang mendorong kursi rodanya, di sampingnya ada Joni dan Yuan.

Sedangkan Yuna berjalan di belakang bersama Galuh, dan Yoga, yang membawa barang-barang mereka selama di rumah sakit.





"Sini dek bang Dimas bantu." Dimas yang sudah menunggu di mobil bersama Rey, turun untuk membantu Devian memasuki mobil.

Rey sendiri berjalan keluar untuk membantu Galuh memasuki tas yang di bawa Galuh dan Yoga ke dalam bagasi mobil.

"Makasih bang." Ucap Devian sudah duduk manis di kursi belakang bersama Rizal dan mama.

Dimas tersenyum menanggapi, lantas masuk ke dalam, duduk di kursi kemudi.



"Udah beres yuk pulang, yang lain ikut mobil belakang sama Joni, Rey juga." Kata Galuh sembari memasuki mobil di samping Dimas.

Dimas mengangguk dan mulai menjalankan mobil, membelah jalanan siang yang cukup senggang.


Selama perjalan pulang tidak ada yang membuka suara, selain suara dari radio yang sengaja di nyalakan oleh Galuh.

Devian menatap ke depan kosong, hanya hitam yang ia lihat, hanya suara musik dan kendaraan yang ia dengar.

Devian Menjilat bibirnya yang kering, tangannya saling meremas karna gugup.

Ia teringat Rendy, teringat ucapan Winata sebelum pria itu memukulinya habis-habisan.














Devian menangis merasakan rasa sakit di kepala yang baru saja di benturkan ke tembok, matanya menatap Winata yang berdiri di hadapannya.

"Keluarga lu udah bikin Mami gue hancur, mami gue gila karna kehilangan anak perempuannya, dia selalu menyalahkan dirinya sendiri, dan sering kali memukuli Rendy yang bahkan gak tau apa-apa tentang itu." Winata menghentikan ucapannya ketika sadar air matanya ikut menetes, mengusapnya kasar dan melanjutkan ucapannya.

"Rendy sama seperti lu Dev, dia anak bungsu, yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari kita semua. Tapi semenjak kakak perempuannya, adik gue. Meninggal karna kelalaian bapak lu saat berkendara, semuanya berubah, mami gila, papi sering mabuk-mabukan, dan sekarang lu tau kan kenapa Rendy tinggal sama tantenya ke timbang sama gue dan orang tuanya? Karna dia capek jadi sasaran terus-menerus dan gue disini cuma minta keadilan, dan pertanggungjawaban dari keluarga lu, yang malah enak-enakan hidup di dalam gemilang harta. Bangsat!" Setelah mengucapkan hal tersebut, Winata menampar wajah Devian hingga berpaling ke samping.















"Adek kenapa?"

Yuna bertanya saat sadar akan tingkah Devian, di raihnya tangan Devian yang saling bertautan.

Devian menunduk, ia ragu untuk mengatakannya, ia takut jika nanti abangnya akan menolaknya dan tidak di bolehkan menjenguk Rendy.









"Adek... Mau minta... Bang Galuh bebasin Rendy..." dengan suara bergetar Devian meminta.

Mendengar permintaan Devian, membuat semuanya terkejut, Galuh lantas menoleh ke belakang untuk melihat Devian.

"Bebasin? Dia salah dek, dia pantes disana bersama kakaknya yang gila itu!" Galuh menolak tegas permintaan tak masuk akal dari Devian.

"Tapi kan..." Ucapan Devian menggantung Karna Galuh yang langsung memotong ucapannya.

ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang