• :( •

1.3K 159 14
                                    




"Huek!"

Rizal buru-buru membuka pintu rawat Devian ketika mendengar suara muntahan dari dalam.

"Hahh... Sakit.. mual abang gak suka hiks..."

Disana ada Devian yang tengah memuntahkan isi perutnya ke dalam baskom kecil, di sampingnya ada Yuan juga Galuh yang tengah membantu memijat tengkuk Devian.

"Izal~!" Rengek Devian ketika sadar Rizal berada di sekitarnya, tangannya terbuka lebar minta di peluk.

Rizal lantas berjalan cepat menyambut pelukan sang adik, menariknya ke dalam dekapan hangat miliknya.

"Izal kemana? Kenapa gak ada, Ian cari-cari Izal hiks!" Racau Devian menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Rizal.

"Iya maafin Izal ya, Izal minta maaf jangan nangis lagi oke?" Ucap Rizal mengelus rambut Devian lembut.
Sekesal apapun ia pada kembarannya, ia tak bisa marah terlalu lama atau bahkan mendiaminya.

"Hiks..." Devian Semakin memeluk erat Rizal.

"Darimana kamu? Udah tau adiknya lagi sakit malah keluyuran! Kamu gak tau ini jam berapa?!"

Rizal tak menghiraukan ucapan Galuh, fokusnya pada Devian yang kini masih menangis di pelukannya.

"Bang... Udah kasian Ian, Izal juga baru dateng..." Ucap Yuan menenangkan Galuh, dia gak mau ada masalah lagi perdebatan tadi siang aja masih belum selesai.

"Hiks! Izal jangan pergi-pergi Ian takut... Bang Galuh hiks! Jangan marah-marah Izal! Nanti pergi Ian gak mau huhu.." ucap Devian kacau karena tangisnya.

"Iya Izal di sini gak pergi-pergi, nangisnya udah ya nanti sesek Izal gak suka.." ucap Rizal lembut.

Galuh menghela napas pelan, akhir-akhir ini ia banyak terpancing emosi karena rasa khawatir yang berlebihan.

Tangan Galuh terangkat menyentuh rambut hitam Devian mengelusnya lembut, "iya maafin ya, Abang gak marah-marahin Izal lagi, udah ya nangisnya."

"Maaf-maaf sama Izal! Cepet!" Ucap Devian sedikit berteriak, walau nyatanya masih terdengar lirih.

Galuh mengangguk tangannya berpindah mengelus bahu Rizal lembut. "Maafin Abang ya, maaf udah marah-marah sama kamu." Rizal hanya mengangguk sebagai jawaban.

Devian lalu mendongak menatap Rizal yang tengah menatap Galuh, "Izal bobo di sini ya~" rengek Devian "bobo sama Ian di sini.."

Rizal menunduk untuk melihat Devian, mata serta hidung anak itu memerah, pipinya basah karena air mata, Rizal jadi tidak tega melihatnya juga sedikit lucu sih.

"Iya Izal Bobo di sini sama Ian"









.










Rey berjalan menuju mobilnya yang berada di parkiran indojuni, sehabis dari rumah untuk mengambil perlengkapan Devian juga baju ganti untuk Rizal, ia memutuskan untuk membeli beberapa makanan di indojuni.

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu mobil, matanya menangkap seorang wanita yang juga menatapnya.

"Rey!" Panggil wanita itu menghampiri Rey.




"Mama..."








TBC.

Huhu baru apdet sekarang :(
Maaf 🙏🏻

Juga makasih udah ngingetin..
Karna aku lagi magang jadi mungkin gak seperti biasa, gak setiap Minggu aku update gitu, mungkin kalo ada waktu luang atau aku lagi gak cape aku bakal sebisa mungkin buat lanjutin.

Jadi mohon pengertiannya dan aku juga minta maaf

Mungkin Aditama bakal slow update.

Oh satu lagi aku mau nanya.

Kenapa kalian suka Aditama?
kalian tau dari mana cerita aku?
Juga menurut kalian cerita ini gimana?

Ps: gak jawab aku pundung :(

Semangat semua!
Luv u all ❤️

ADITAMA • SuperM ✓Where stories live. Discover now