Bagian-28

403 42 0
                                    


Jika nama tokohnya berbeda itu tanda nya typo guys, karena dari awal nama tokoh dalam cerita ini berbeda dari yang sekarang bila berkenan jika menemukan letak kesalahannya, tolong beri tahu aku.
---

-----
Yora terus-terusan mengedarkan pandangannya menatap ke seluruh penjuru sekolah. Yora sedang mencari seseorang namun tak kunjung ia temukan membuatnya terus melangkahkan kaki dengan tidak bersemangat.

'Udahlah Yora, kenapa sih lo dari tadi malem mikirin dia. Dia ngak mikirin lo, jadi buat apa lo mikirin dia' batin Yora.

Yora sedang mencari Bian, entahlah kenapa Yora menjadi khawatir begini padahal jelas-jelas Bian telah membuatnya sakit hati, tapi ya ini lah manusia sekalinya cinta, tetep aja bakal cinta.

Langkah kaki Yora begitu besar bisa dibilang buru-buru tujuannya sekarang adalah menuju ke kelasnya. Entah kenapa Yora begitu ingin sekali bertemu Bian hari ini, untuk memastikan keadaannya, apakah dia baik baik saja?

Sebenarnya Yora terus-terusan menggerutuki dirinya sendiri, kenapa tadi malam dia harus berkata Bian udah 'Mati' kan pepatah pernah mengatakan kalau kata-kata adalah Do'a dan tadi malam Yora bahkan tidak bisa tidur karena memikirkan perkataannya karena takut akan kata-kata nya jadi kenyataan. Oh shitt!! Bagaimana perasaan Yora kalau Bian nanti pergi, orang Bian pacaran sama Reina aja udah bikin sakit hati Yora setengah mati apalagi kalau Bian pergi untuk selamanya bisa gila tuh Yora.

'Kok dia ngak ada? Au ah Yora stop mikirin dia. Dia udah jadi milik orang lain' bati Yora lagi.

ketika sampai didalam kelasnya. Yora langsung melemparkan tasnya ke sembarang arah. Yora begitu tak bersemangat untuk sekolah hari ini, apa karena tidak ada Bian? Apalagi Derren hari ini tidak masuk, karena harus cek up masalah penyakitnya. Yora menjadi sangat-sangat kesepian.

Yora langsung menidurkan kepalanya dimeja nya, dari pada pusing mikirin tuh si Yanto mending Yora tidur. Ini akan jadi obat penghilang stresnya yaitu tidur dikelas. Apalagi kondisinya sangat mendukung, kata ketua kelasnya tadi guru pertama yang mengajar dikelas mereka tidak datang jadi tidak ada penghalang bagi Yora untuk tidur.

-----

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya pria baruh baya itu ketika dokter yang memeriksa Bian keluar.

"Apakah anda keluarganya?"

Pria paruh baya nampak terdiam sebentar, apa yang harus dia katakan sekarang.

"Saya hanya bisa mengatakan keadaan pasien pada keluarganya saja."

"Dokter saya Ayahnya, bagaimana keadaan anak saya?" dengan ragu-ragu pria paruh baya itu mengatakan kalau iya adalah Ayah Bian.

"Begini Tuan, apa yang terjadi dengan Anak anda? Terdapat banyak luka pada area dadanya. Apakah Anak anda berkelahi?" tanya dokter serius pada pria itu.

Pria itu langsung kembali terdiam, tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya pada dokter apa yang terjadi.

"Saya tidak tahu dok, jadi gimana kondisinya?"

"Untuk saat ini kami masih harus memantau kondisinya, karena kondisinya belum bisa dikatakan baik-baik saja. Apalagi pasien juga mengalami hipotermia akibat terlalu lama terkena hujan,"

(Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga dibawah 35°C, menyebabkan fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya mengalami kerusakan)

mungkin karena Bian terlalu lama terkapar dijalan kota Jakarta yang dingin.

"Saya boleh menjenguknya dok?"

"Tentu saja boleh, silahkan Pak."

Dengan cepat pria itu langsung masuk ke ruang rawat Bian, pemandangan pertama yang dia lihat di sana sudah ada Bian yang tengah berbaring di brankar rumah sakit dipenuhi dengan banyak sekali peralatan medis.

YORABIAN (END) ✔ Where stories live. Discover now