[ Lano - 23 ]

103 27 1
                                    

"Hah? Kok jadi gue?" Bintang bersuara nyaring.  "Nggak ah, mana ada. Lo yang janji sama anak-anak, gue yang juga yang kena," kesalnya.

Saat ini Bintang dan Reno sedang berada di balkon apartemen Angkasa. Satu jam yang lalu, Reno memang meminta Bintang datang bersama Angkasa. Ia terus saja membujuk Bintang agar mau meminjam kunci ke papanya dengan alasan Bintang lah yang ingin membuat acara malam bbq di villa puncak minggu depan.

Mendengar kalimat penolakan yang dilontarkan Bintang, Reno masih tidak menyerah. Ia bahkan berbicara memohon kepada adik sepupunya itu agar mau membantunya.

"Ayolah Tang, masa iya ke villa sendiri harus nyogok? Ntar kebutuhan lo apapun itu gue yang bayar deh." Reno masih tidak berhenti membujuk. "Apa pun deh, Tang. Janji."

Bintang terlihat berfikir. "Oke. Ntar gue coba," putusnya. Reno bersorak bergembira. Refleks ia memeluk Bintang karna saking senangnya.

"Thanks ya, Tang. Lo emang adik gue paling caem," ujarnya.

"Heh apa nih peluk-peluk, pacar gue ini," Angkasa yang baru saja datang dari dapur bersuara. Ia menatap galak penuh jenaka kepada manusia yang ada di hadapannya.

"Pacar lo ini, adek gue." ingat Reno. Ia mempererat rangkulannya.

"Adek lo itu pacar gue," Angkasa membela diri.

"Berarti lo juga mau jadi adek gue? Bagus deh. Kalau gitu, lo harusnya sadar diri dan harus menghormati gue dan tunduk sama gue."

"Dih!"

***

Malam menunjukkan pukul 20.15 dan itu artinya, siaran hari ini selesai. Setelah melepas semua atribut dan mengembalikan ke tempatnya, Lala bergegas untuk merapikan barangnya dan bersiap pulang.

"Pulang sama siapa?" tanya Regar. Cowok itu seperti biasa akan menjalankan salat isya dulu sebelum pulang.

"Sendiri. Kenapa? Lo mau nebengin gue?" gurau Lala. Sebenarnya, sekaligus mengkode cowok itu karna ia sendiri juga belum tau mau pulang naik apa.

"Boleh."

Cakep.

"Tunggu gue isyaan dulu ya?"

"Siap."

Lagipula, selain Reno, Regar juga sudah mengenal Marisa. Dan Marisa sendiri juga mengatakan bahwa Regar adalah teman kerja Lala yang baik.

Selesai dengan semua urusan, Lala segera pulang bersama Regar. Perjalanan yang tidak jauh karna 15 menit kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Lala.

"Makasih kak," ujar Lala berterimakasih.

Regar mengangguk, lalu pamit untuk segera pulang. Setelah kepergian Regar, Lala seperti merasa ada yang janggal. Ia berusaha mengingat sembari berjalan masuk ke rumah.

"Ah iya, gue tau. Gue lupa tanya tentang cuti," ucap Lala pada dirinya sendiri. Sudahlah, nanti ia bisa ia tanyakan via panggilan suara whatsapp.

Di sisi lain, Reno, cowok itu tengah menanti dengan harap-harap cemas kabar dari Bintang. Berharap papahnya Bintang mengizinkan anak gadisnya untuk bermalam di villa, dan mengajak teman-temannya sekaligus untuk bersenang-senang di sana.

Ya memang jika menggunakan nama Bintang, izin yang harus dikantongi adalah izin dari orang tuanya dulu, sebelum izin dari papanya Reno, untuk meminjam villanya.

Lagipula, villa itu juga sebenarnya adalah milik kakek mereka yang kebetulan hak warisnya jatuh ke tangan Papanya Reno.

Reno menunggu sembari bermain game pada personal computernya. Sedang asyik bermain tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada panggilan yang masuk. Sontak Reno langsung saja me log-out gamenya, padahal masih sedang seru-serunya. Ah sudahlah lagi pula urusannya dengan Bintang lebih penting dari apapun sekarang.

LANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang