45. Ancaman Zora

2.9K 196 16
                                    

Rei merhatiin Zora yang lagi ribet bolak-balik buat dandan. Sekarang ini kasur sama lantai udah penuh sama baju-baju yang Zora keluarin dari lemari. Dia bingung mau pakai baju apa hari ini.

"Ganti."

Zora natap Rei yang lagi duduk di kasur pakai tatapan bingung. Habis itu Zora hela napas, dia tau maksud Rei apa. Rei nyuruh dia buat ganti baju, karena menurut Rei baju yang Zora pakai sekarang itu nggak cocok.

"Apa?" tanya Zora.

"Ganti, atau kemejanya dikancing," kata Rei.

"Reiiiii.. ini udah bagus, tau," rengek Zora.

"Di luar dingin, nanti masuk angin," kata Rei.

Baju yang dipakai Zora tank top trus pakai luaran kemeja yang sengaja nggak dikancing. Bawahan juga pakai jeans panjang. Rei nggak setuju karena menurut dia pakaian Zora terlalu terbuka. Apalagi tank topnya yang ketat jadi terlalu memperlihatkan lekukan badannya.

Rei natap Zora yang masih belum bergerak buat ganti baju. Zora cuma natap Rei pakai tatapan mohon-mohon biar diizinin. "Mau pake baju aku?" tanya Rei.

Zora rolling eyes, dia lepas kemejanya trus dia ganti pakai cardigan. Sebenernya nggak ada bedanya sama kemeja tadi, cuma ini akal-akalan Zora aja. Jadi dia kancing cardigannya, trus dia gulung lengannya sampai ke siku.

"Puas, bapak Reivan?" tanya Zora pakai raut wajah nyolot.

Rei ngeliatin Zora dari atas sampai bawah, trus dia ngangguk sambil ketawa kecil. Rei ngambil HPnya waktu ada panggilan telepon.

Selagi Rei angkat telepon, Zora masukin sisa-sisa barang yang belum dia masukin ke dalam tas.

"Bener nggak mau aku anterin aja ke rumah Clara?" tanya Rei.

"Aku bisa sendiri, Re," kata Zora ngeyakinin Rei. Zora juga jadi ngerasa bersalah tiap kali Rei nanya soal kerja kelompok ini. Karena itu semua cuma alasan. Makin Rei nanya-nanya, makin dia ngerasa nggak enak. Tapi dia juga nggak mau ketauan kalau dia mau ke toko kue Mbak Lina buat mulai kerja di sana.

"Yaudah, jangan kemaleman pulangnya. Kalau pulang di atas jam sembilan, telepon aku, biar aku yang jemput," kata Rei.

"Iyaaa, udah sana Rizky udah di bawah, kan?" tanya Zora.

Rei ngangguk, habis itu pamit buat turun ke bawah. Nyusul temennya yang katanya udah sampai. Rei nggak ada niat ngapa-ngapain sebenernya. Cuma Rizky, Leon dan Xavier tadinya emang lagi jalan tapi nggak ada tujuan, jadi mereka mutusin buat main ke rumah Rei aja. Kalau kata Zora, nggak apa, sekalian buat deketin Rei sama Xavier juga.

Zora ngabarin Mbak Lina kalau dia udah mau jalan ke toko. Zora narik napas, rasanya deg-degan. Hari pertama dia kerja, dan dia nggak jujur soal ini. Dia berharap semoga nggak terjadi hal buruk nantinya.

Zora turun ke bawah, di sana ada empat cowok yang udah lesehan di lantai menghadap TV. Yang dua, tangannya megang stik ps, siap buat bertarung. Yang dua lagi bagian support, sambil nunggu giliran main.

Zora senyum waktu Xavier noleh ke arah dia. Agak lucu kalau orang kayak Xavier sama Rei dipertemukan di situasi kayak gini. Walaupun Xavier orangnya agak receh, tapi dia mandang sifat lawan bicaranya. Nggak kayak Leon yang siapa aja udah dianggap keluarga, sokab.

[I] 𝐎𝐙𝐎𝐑𝐄𝐈 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang