57. There's nothing more to hold on to

1.7K 174 29
                                    

Aku up buat mo0d booster aku yg sering bgt semangatin aku, sabar bgt nungguin cerita ini yg ga kelar-kelar, avv. sayang kelen🥰

Happy reading💗

.
.
.

Xavier lari di sepanjang koridor rumah sakit. Nggak peduli sama orang-orang yang nyuruh dia jangan bikin gaduh di rumah sakit. Pikiran dia cuma Zora.

Sehabis dapat telepon dari seseorang yang ngasih tau kalau Zora masuk rumah sakit, dia langsung datang ke rumah sakit yang dimaksud.

Xavier kira yang telepon itu Zora, tapi justru yang dia denger bukan suara adiknya. Tapi suara orang lain; Kak Oliv yang telepon pakai HP Zora.

Tadinya Kak Oliv bingung mau telepon siapa. Cuma dia liat di log panggilan, yang terakhir telepon Zora itu Xavier. Tanpa banyak mikir, Kak Oliv langsung telepon Xavier.

Sekarang Xavier udah sampai di depan ruangan. Di situ juga ada dua orang perempuan, dan Xavier yakin mereka yang telepon dia.

"Vier, ya?" tanya Kak Oliv.

Xavier ngangguk, trus nanya keadaan Zora. "Gimana Zora? Kenapa bisa gini?"

Belum sempet Kak Oliv atau Mbak Lina jawab, tiba-tiba dokter keluar dari ruangan periksa.

"Keluarga Zora?"

"Saya kakaknya," kata Xavier.

"Tolong ikut saya ke ruangan," kata dokter itu trus jalan.

"Sebentar, ya," kata Xavier ke Kak Oliv sama Mbak Lina trus dia pergi ke ruangan dokter tadi.

***

"Dokter bilang ini gara-gara kamu nggak teratur minum obat," kata Mbak Lina. Zora cuma nyengir aja.

"Ra, kamu nggak boleh gitu, lho. Kesian Kakak kamu tuh panik banget dia," kata Kak Oliv.

Zora bingung, kakaknya? Siapa? Dia natap Kak Oliv pakai tatapan bingung. "Kakak aku?" tanya Zora.

"Iya, Vier. Dia lagi ke ruangan dokter," jawab Kak Oliv.

Zora diem dulu sebentar, agak ngelag dia. Tapi langsung sadar waktu inget nama Vier.

"Vier di sini? Siapa yang manggil?" tanya Zora panik.

"Aku. Habis aku panik waktu kamu kesakitan begitu," jawab Kak Oliv.

Zora gigit bibir bawahnya, dia takut kalau dokter bakalan ngomong soal penyakitnya. Dia takut kalau Xavier marah gara-gara dia sembunyiin ini semua. Tapi dia berharap kalau dokter nggak bilang apapun tentang penyakitnya ke Xavier.

Mbak Lina ngerutin dahi waktu natap Zora kayak orang panik, sampai gigit jari. "Kenapa, Ra?" tanya Mbak Lina.

Baru mau jawab, tapi pintu kebuka nampakin Xavier yang natap Zora lekat. Zora ngehela napas, dari tatapan Xavier, kayaknya dia tau sesuatu.

Xavier nyamperin ranjang Zora. Kak Oliv sama Mbak Lina berdiri ngebiarin Xavier duduk.

"Tuh udah ada kakaknya, kita pulang dulu, ya? Tokonya Mbak tinggal tadi," kata Mbak Lina.

"I-iya Mbak, makasih ya udah bawa aku."

Mbak Lina sama Kak Oliv cuma ngangguk trus mereka keluar ruangan nyisain dua orang yang sekarang diem-dieman.

"Kenapa lo nggak bilang?" tanya Xavier.

"Soal apa?"

Xavier decak, kesel karena Zora masih bisa pura-pura nggak tau. "Ck. Selama ini lo sembunyiin penyakit lo. Kenapa sih, Ra?" tanya Xavier. Dia kecewa. Ngerasa apapun tentang Zora dia nggak pernah tau.

[I] 𝐎𝐙𝐎𝐑𝐄𝐈 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang