MENEPI UNTUK PERGI 35.

4.5K 411 209
                                    

Update lagi dong hohoho....

Sudah siap ramaikan setiap paragraf?

Dari daerah mana aja nih?

Kalau part ini rame aku baka update lagi nanti malem atau besok pagi!

Makanya yuk ramaikan...

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YA.

HAPPY READING🧡

MENEPI UNTUK PERGI 35.

"Menjadi yang tak di inginkan itu menyakitkan" --Zea Jovanka.

Dito melangkah kan kakinya tidak semangat dengan membawa ransel di sebelah pundaknya Dito menuruni satu persatu anak tangga dengan perasaan sangat malas. Pagi ini tidak seperti pagi-pagi biasanya, pagi ini begitu dingin, bukan, ini bukan dinginnya suasana pagi saja tapi ini tercampur juga dengan dinginnya sikap keluarga yang sampai bisa menusuk kedalam hati.

Dapat Dito lihat di meja makan hanya ada Linda dan Glen yang tengah sarapan tanpa menunggunya. Papahnya sedang ada penerbangan untuk satu minggu kedepan dan Glen pasti sudah pergi untuk mengurus bisnisnya. Dito berjalan perlahan ke meja makan dan menarik satu kursi tepat di hadapan Glen.

Glen yang menyadari keberadaan Dito langsung menyudahi menguyah roti nya dan pamit pada Linda.

"Glen pergi dulu mah" Pamit Glen menyalami tangan Linda.

"Loh kan baru makan?" Heran Linda.

"Udah gak nafsu" Ujar Glen ketus sembari melirik Dito yang juga meliriknya.

Glen langsung meninggalkan meja makan dan keluar rumah menyisahkan Linda dan juga Dito dengan ke suyian.

"Mah" Panggil Dito pelan membuat Linda menoleh dan menatap datar kearahnya. Sungguh, semarah apapun Linda pada Dito ia tidak akan sampai menatap nya sedatar ini, apa kesalahan Dito begitu menyakiti Linda mamahnya?.

"Apa gak ada kata maaf lagi buat Dito mah?" Tanya Dito penuh pengharapan.

Linda membereskan piring dan gelas yang tadi Glen pakai untuk sarapan lalu kembali menatap Dito "Mamah gak akan pernah maafin kamu sebelum kamu dapatkan maaf dari Zea dan membawa dia kehadapan mamah" Tekan Linda "Jujur, mamah kecewa sama kamu"

Dito menunduk saat Linda melewatinya begitu saja, hatinya perih melihat mamahnya yang begitu menjauh padanya. Mengambil tas ranselnya lalu keluar rumah untuk segera pergi menuju sekolah biarkan saja pagi ini Dito melewati sarapannya.

Dito melajukan motornya dengan kecepatan sedang pagi ini ia sengaja lewat depan rumah Zea siapa tau ia bisa bertemu Zea di rumahnya.

Zea keluar rumahnya dengan di antar oleh Tiara dan Fira.

"Belajar yang benar jangan main-main" Nasihat Tiara yang langsung di angguki oleh Zea. Pagi ini Zea sudah di perbolehkan sekolah padahal baru kemarin siang Zea keluar dari rumah sakit dan tangannya pun masih di perbang karna lukanya belum kering.

"Tetap semangat ya" Tiara mencium pipi Zea.

"Iya bunda" Balas Zea.

"Cium" Pinta Fira menarik-narik androk Zea. Zea langsung menunduk melihat Fira yang menatapnya dengan mendongak lalu Zea mensejajarkan tubuhnya dengan Fira dan mencium pipi gembulnya secara bergantian.

"Gak bole cedih lagi ya" Ujar Fira mengusap pipi Zea dengan tangan kecilnya.

"Siap Princess" Zea membalas dengan mencubit pelan pipi Fira "Kalau begitu aku berangkat dulu bun Nathan sudah di depan katanya"

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang