MENEPI UNTUK PERGI 25.

4K 345 53
                                    

Hallo aku update lagi lohh......
Ada yang sudah gak sabar nunggu part ini?
Maaf banget nih ya update nya agak lama, soalnya aku juga lagi UTS jadi gak sempet buat lanjut nulis.
Mungkin buat minggu ini aku gak bisa update tiap hari, aku bakal update dua hari sekali atau tiga hari sekali.
Semangatin aku teruss yaa, makasihh kalian.

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YA.

MENEPI UNTUK PERGI 25.

"Menangis, adalah solusi terbaik disaat tak ada satupun alasan yang membuatmu lega." --Zea Jovanka.

Zea menapakkan kakinya dengan keraguan dan ketakutan yang amat besar. Baru saja menapakkan kaki di depan gerbang sekolah sudah membuat nyali Zea seketika menciut begitu saja, matanya menoleh kesana kemari melihat murid-murid yang mulai masuk kedalam sekolah sembari menatapnya sinis dan berbisik-bisik.

Dengan menyakinkan hati Zea masuk kedalam sekolah tapi dengan kepala tertunduk, Zea belum cukup berani membalas semua pasang mata yang menatapnya sinis.

"Gak ada malu"

"Penjahat masih aja di pertahanin di sekolah"

"Gak tau diri banget dia"

"Dia itu iri sama Ayla karna Dito sukanya sama Ayla bukan Zea"

Kepala Zea semakin tertunduk melihat ke lantai yang kotor bekas sepatu dan mengeratkan genggamannya di tali sebelah tasnya. Matanya memanas, rasanya ingin menangis saja mendengar semua omongan negatif tentang dirinya.

Zea berbelok kekanan untuk menuju kelasnya, langkahnya ia percepat karna tak tahan mendengar ejekan dan hinaan yang begitu lancar di lontarkan untuk dirinya. Dengan menghapus air mata yang dengan sialnya jatuh begitu saja, Zea memasuki kelasnya masih dengan menunduk dan langkah yang cepat tak memperdulikan lagi berpasang-pasang mata menatapnya kecewa dan tak percaya.

"Lo bisa duduk di belakang" Ujar Agatha tanpa mau melihat kearah Zea yang berdiri tepat di samping tempat duduknya.

Zea mengangkat kepalanya "Tapi ini tempat duduk gue"

"Mulai hari ini, ini jadi tempat duduk gue! Ayla sendiri kok yang minta buat gue duduk disini, dia mana mau duduk sama orang kaya lo yang ternyata nusuk dari belakang?" Sengit Agatha menatap marah Zea.

"Gue gak percaya lo bakal bertindak sejauh ini Zea. Selama ini gue percaya sama lo, tapi rasa percaya gue lo hancurin gitu aja. Lo nyelakain Ayla demi kepentingan lo sendiri"

Zea menggeleng pelan "Lo gak tau yang sebenarnya, jadi stop buat berkoar!" Zea menunjuk Agatha tepat di depan wajah Agatha "Pelajari dulu sebelum beramsumsi, dengarkan dulu sebelum memaki, mengerti dulu sebelum menghakimi, rasakan dulu sebelum menyakiti. Gue juga masih gak percaya, teman yang selama ini udah gue anggap seperti sodara gue, ikut melempari kebencian dan hinaan yang menyakitkan"

Setelah mengatakan itu Zea langsung berjalan menuju kursi belakang yang memang tak ada yang menepati. Sedangkan Agatha diam mematung dengan semua perkataan Zea barusan yang sudah sukses membuatnya tak bisa membalas apapun.

"Ta?" Panggil Ayla yang memang sedari tadi sudah duduk di samping Agatha dan menyaksikan perdebatan mereka.

"Lo gak papa?" Tanya Ayla memastikan.

"Gue gak papa" Agatha langsung duduk di barengi oleh bel sekolah yang berbunyi.

"Pagi anak-anak" Sapa Bu Novi saat memasuki kelas IPS C.

"Pagi buk"

Bu Novi duduk di tempat guru dan meletakkan buku cetak serta absen yang ia bawa "Bagaimana dengan tugas kalian, apa sudah selesai?"

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang