MENEPI UNTUK PERGI 43.

5.1K 356 45
                                    

HALO HALO.....

UPDATE LAGI DONG AHAYYYYY

SIAPA YANG UDAH GAK SABAR NUNGGU PART INI?

RAMEIN YUK....

SPAM KOMEN OKEEEE

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YAA...

HAPPY READING🧡


MENEPI UNTUK PERGI 43.

"Kadang beberapa hal memang kerap lepas kendali dan semua jadi memperburuk suasana hati, karena tidak sesuai ekspetasi" --Agatha Adonia Dewantara.

Bajingannya aku menyakiti hatimu padahal aku tau hatimu sangat sungguh-sungguh.
Aku sangat malu untuk meminta pengampunan maaf darimu, walau itu harapmu tapi aku tak mampu.
Aku kehilangan arah,
Egoku tidak mau mengalah,
Batinku terasa lelah,
Tidak ada lagi diriku yang tangguh.
Haruskah aku memintamu bertahan atau pergi dengan perlahan?
Lagi-lagi aku menjadi bajingan, pantasnya aku untuk kau anjing-anjingkan.
Tapi kau malaikat, masih bisa memberi maaf walau hati sudah retak.

Dito menatap getir layar ponsel yang sedang ia genggam, membaca perlahan kata-kata yang tak sengaja terbuka olehnya dari sosial media. Mengapa kata-kata itu begitu menampar dirinya dengan keras, kata-kata itu sangat cocok untuk Dito yang seperti bajingan yang sangat tak tau di untung.

Membaca dengan berulang-ulang kata-kata itu, ia resapi, ia pahami, ia mengerti, kata-kata itu semuanya benar. Dito terlalu bajingan untuk Zea yang seperti malaikat. Mengapa seolah rasa penyesalan itu hadir di hatinya, mengapa rasa bersalah tiba-tiba hadir begitu saja. Dimana Dito dulu kenapa baru merasakannya sekarang disaat semuanya sudah sangat mustahil untuk ia buat mendekat.

Kembali menatap keatas, menatap dimana langit jingga begitu indah untuk ia pandang. Menikmati semilir angin yang menyejukkan membuat perasaannya sedikit tenang.

"Dito" Panggil Adrian tepat di belakang Dito membuat Dito langsung menoleh kebelakang dan mendapati Adrian seorang diri.

"Lo tau gue disini dari siapa?" Tanya Dito heran melihat Adrian yang tiba-tiba tahu dimana keberadaannya sekarang.

Adrian terkekeh pelan "Gue temenan sama lo udah lama, gue hapal tentang lo apa lagi pelarian lo saat lagi ada masalah"

Dito kembali menatap kedepan dengan menggenggam besi jembatan yang ada disana.

"Lo selalu aja lari ke jembatan ini Dit, apapun masalah lo. Tempat ini semenenangkan itu ya buat lo"

"Gue nyaman ada disini Yan, gue merasa tenang dengan melihat air mengalir dibawah nya" Jelas Dito "Gue bingung harus lari kemana lagi selain tempat ini, gue selalu suka dengan tempat ini, tempat ini sunyi, sepi dan menenangkan"

Jembatan yang terbentang di atas sungai yang tak jauh dari kota, tempat yang sangat menenangkan dan menyejukkan. Jarang sekali ada tempat seperti ini di kota besar.

"Lo gak mau berbari cerita ke gue? Gue bisa jadi pendengar yang baik buat lo" Tawar Adrian membuat Dito menggeleng.

"Gak semua hal harus di ceritain Yan. Ada suatu masa dimana semua harus kita pendam dan resapi sendiri"

"Hal yang terlalu sering di pendam gak bakal baik juga akhirnya Dito. Lebih baik jika hal itu bisa kita ungkapin agar hati kita lebih tenang"

Dito termenung menatap kebawah melihat aliran air yang mengalir begitu damai tapi tak sedamai hatinya.

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang