33. EMOSI DADAKAN

4.2K 328 10
                                    

Jangan lupa tinggali jejak kalian

Happy reading

***

Setelah selesai bersenam pagi, mereka melanjutkan sarapan bersama yang sudah dibuatkan oleh Syarlin, Kyra dan Sheira. Meski hanya nasi goreng dengan telur dadar, mereka sangat menikmati masakannya. Apalagi Rey, kalau sudah lihat makanan seperti melihat harta karun.

"Lo laper apa doyan, Rey?."tanya Darrel pada Rey sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Kaya orang gak dikasih makan aja lo, Rey."imbuh Gerry melihat Rey yang makan dengan sangat lahap.

"Yaa..swemwaulem..khan abwhis dikweluarwin smwua."kata Rey dengan nasi goreng yang penuh dimulutnya.

"Telen dulu goblog."ujar Bara menoyor pelan kepala Rey.

"Gak usah ajak Rey ke restoran bintang 5."kata Adit setelah menelan habis nasi gorengnya.

"Ya, gak mampu kan 'Dit?"tebak Gerry yang langsung mendapat tatapan sinis dari Rey.

Adit menggeleng pelan, "Malu – maluin."jawabnya santai dan langsung mengundang tawa dari geng Brital.

Tawa menistakan dan itu menyenangkan.

***

Siang ini anggota inti Brital dan beberapa anggotanya yang lain menghabiskan waktu siangnya untuk berenang dikolam yang sudah tersedia di Villa milik Omnya Rey.

"Ayo balap renang. Yang kalah goyang dumang besok pas kepsek lagi amanat."tantang Bara pada sohibnya dan beberapa anggotanya yang ikut meredamkan tubuhnya di air yang mendinginkan tubuhnya saat cuaca sedang panas – panasnya.

Rafi menoleh kaget, bukan hanya dirinya saja, namun mereka yang ada dikolam renang juga terkejut atas tantangannya. "Hah?,"beonya. "Otak lo aman kan bang?."tanya Rafi memastikan. Bara mengangguk yakin sebagai jawabannya.

"Belajar belum dimulai udah dipanggil keruang BK."ujar Gerry.

"Hilang sudah harga diri dan ketampanan seorang Reymond Pahlevi."keluhnya dengan wajah memelas.

"Sekalian aja ajak kepseknya jaipongan."ujar Darrel malas.

"Kenapa sih? Takut kalah lo semua?."ejek Bara meremehkan.

"Kalau lo yang kalah bang, traktir kita sebulan."tantang balik Beni pada Bara yang langsung mendapat anggukan dari yang lain, terkecuali Bara tentunya.

"SETUJU."jawab mereka serempak.

Bara memutar bola matanya malas, "Cocok lo jadi sarjana, S3 Permorotan."cibir Bara.

"Kenapa sih? Takut kalah lo?."ejek Gerry menirukan ucapan Bara tadi.

Bara menggeleng dengan angkuh, "Gue terima tantangan lo."

"Deal."

"MANA PENDUKUNG BARA SADEWA ANAK BUNDA ANIN YANG PALING GANTENG?."teriak Bara sembari tersenyum. Mengangkat kedua tangannya bermaksud mengumpulkan dan menyatukan pendukung suara yang mendukungnya.

Nyatanya...

Krikk.. krikkk..

Bara menoleh kearah anggotanya. Kenapa semuanya diam dan tidak ada yang mendukungnya?

"Pffmmtttt... HAHAHAHAHA."gelak tawa yang menjadi lawan Bara mulai terdengar, bahkan sangat keras. Seperti sangat senang jika tantangannya tidak ada yang mendukung.

Bara berdecak kesal, "Kok lo semua pada diem. Kenapa gak ada yang dukung gue?."tanyanya dengan nada kesal.

"Maaf – maaf aja ni ya bang, kenapa kita gak dukung lo. Kan lumayan kalau lo kalah bisa traktir kita sebulan, awet deh duit gue bang. Hehe."jawab Marfin salah satu anggota Brital Angkatan Rafi.

AFFRAY (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora