Asha & Friends Time: Rumpiin Nasib

6 1 0
                                    

Saat ini Asha sedang di kampus bersama sahabat-sahabatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini Asha sedang di kampus bersama sahabat-sahabatnya. Mereka tengah bercengkrama santai sebelum nanti Asha bertemu dengan kelompok KKN nya dan membahas perihal apa saja yang akan dibawa selama sebulan ke depan.

Sungguh Asha ingin menangis darah rasanya ketika tidak satu pun yang ia kenal, belum lagi dari jurusannya hanya dia yang nyasar. Sementara dari jurusan lain, ada beberapa yang sama di dalam kelompoknya. Maksudnya gini di kelompoknya ada dua berasal dari Akuntansi, lalu tiga dari hukum, dan beberapa dari jurusan lainnya. Kenapa hanya dia saja yang menyelip dari Ekonomi? Sudahlah, dapat desa yang hanya punya satu operator --sangat disayangkan jaringan itu tidak Asha miliki-- dia nyempil sendiri, dia juga yang sibuk sendiri berkoar-koar di grup, menanyakan kapan mengadakan pertemuan, tapi malah di balas ngaret. Sudah seperti orang menagih utang, padahal saat meminjam lancar mulusnya minta ampun.

Sungguh Asha delema. Seolah-olah hanya dia yang bersemangat untuk menghadapi KKN di depan mata. Padahal nyatanya enggak sama sekali. Kalau bisa, Asha ingin meloncat ke semester berikutnya lalu tinggal menyusun skripsi. Kalau bisa lagi langsung lulus aja deh, udah.

"Kok mengenaskan banget ya, aku, Vi," decak Asha melempar ponsel ke meja. Membuat beberapa mata menatapnya bingung.

"Kenapa lagi?" tanya Ranty yang duduk di sebelah Asha.

Asha menghela napas dalam-dalam. "Ini seolah aku yang semangat empat lima ngehadapin KKN, sementara mereka enggak. Nggak tau apa, waktu tinggal besok, sementara kami belum ngebahas apa pun, belum ngelakuin kunjungan lokasi. Heran gue ama mereka."

"Sabar aja, Sha." Via menyeletuk seraya menyeruput minuman es nya.

"Sabar-sabar kepala Fauzan botak! Kalian enak udah kelar ini itunya, tinggal berangkat aja lagi lusa. Lah, aku boro-boro tinggal berangkat. Kunjungan lokasi belum, bahas apa aja yang perlu di bawa apalagi, berapa mau iuran kas untuk selama di sana, nauzubillah. Ngehubungin pamong, entahlah."

Mereka tertawa, membiarkan Asha memberengut ditempatnya.

"Kamu malah bawa-bawa Bang Fauzan lagi. Btw, dia udah tau kalau kamu lusa berangkat, Sha?"

"Tau," tanggap Asha dengan tangan yang sibuk mengetik sesuatu.

"Tanggapan dia gimana?"

Asha mendongak sebentar." Nggak gimana-gimana."

"Serius, Sha? Masa, sih?" tanya Wahyu yang membuat Asha menatapnya curiga.

Bagaimana tidak curiga, kalau saja Wahyu berucap dengan nada seheboh itu dan menatapnya tidak percaya.

"Maksudnya apaan deh, Way."

Auntumn Is GoneWhere stories live. Discover now