Last Dinner: Edisi Junkfood

9 0 0
                                    

"Woah, lo pindahan, Sha?" tanya Fauzan yang baru membuka pintu kamar. Membuat si empu nama menoleh dari kegiatannya membongkar lemari. "Puji syukur, alhamdulillah ya Allah. Akhirnya lo pindah lagi ke kos? Syukur deh, gue ga serumah sama badak kayak lo, Sha. Gue ga perlu beli beras berkarung-karung lagi. Baru sebulan bersama, stok beras gue jelas banget berkurangnya, Sha."

Asha mendelik mendengar ucapan Fauzan yang tengah meneliti satu persatu isi kopernya yang masih terbuka sambil membuka kancing kemejanya.

"Jangan bawa apa-apa selain barang yang lo bawa pas ke sini!"

Asha lagi-lagi mendelik dan melemparkan baju yang tengah dipegang ke wajah Fauzan. "Lo pulang-pulang rese, ya, Zan! Mandi sana, lo bawa banyak penyakit. Entar gue ketularan penyakit lagi. Gue nggak butuh lo di sini!" tukas Asha mendorong kaki Fauzan menjauh dari area ia duduk; di penuhi tas, koper, dan baju berserakan serta beberapa barang.

Fauzan berdecak kemudian melenggang ke meja kerja untuk meletakkan tas sebelum pergi ke kamar mandi."Ingat ya, Sha. Jangan bawa apapun selain barang milik lo, kalau ketauan, gue bakal bawa lo ke polisi!"

"Berisik lo! Sana mandi!" teriak Asha menatap tajam Fauzan yang terkekeh sebelum menutup pintu kamar mandi dengan keras. "Rusak lo yang ganti!"

Asha kembali sibuk menyusun pakaian ke dalam koper sebaik mungkin, agar bisa muat banyak. Tadi ia sudah menyiapkan apa saja yang sekiranya dibutuhkan selama satu bulan ke depan dan sekarang hanya tinggal menyusunnya serapi mungkin supaya tidak perlu membawa banyak tas.

Semua sudah dimasukkan ke dalam koper bahkan selimut dan handuk. Setiap sisi tas hitam berukuran cukup besar itu, Asha manfaatkan sebaik mungkin dengan menyelip-nyelipkan pembalut dan beberapa barang kecil yang sekiranya di perlukan. Lebih baik membawa persediaan dari pada membeli di sana, itu motto Asha.

"Mana tau harga di sana lebih mahal di bandingkan di sini, ya, rugi lah gue. Mending beli di sini pake uang Fauzan dari pada uang gue entar yang melayang. Anak ekonomi harus main untung. Segoblok-gobloknya gue kalau di tanya soal pelajaran, gue nggak akan goblok kalau untung rugi di diri gue," decak Asha takjub pada pemikirannya sambil menutup koper sebelum beralih melakban kardus berisikan sekarung kecil beras dan peralatan makan serta satu panci yang ia ambil di dapur, tanpa seizin Fauzan. "Bodo amatlah kalau dia marah. Marahnya Fauzan nggak mempan buat gue," lanjutnya mengeluarkan panci karena tidak bisa di lem jika tetap berada dalam kardus. Alhasil, ia akan mencari kantong agar bisa di jinjing nantinya.

Setelah selesai merekatkan kardus. Asha mengangkatnya untuk diletakkan ke dekat dinding serta menggeret koper ke tepi yang kini bersisian dengan karton bermerek salah satu mie tersohor itu. Asha menepuk tangan setelah meletakkan panci bertangkai ke atas kardus, soal kantong nanti saja, besitnya dalam hati.

"Fauzan beliin gue KFC, dong! Lapar, nih!" teriaknya menggedor-gedor pintu kamar mandi tanpa dosa. Ia tidak peduli dengan Fauzan yang berdecak kesal di dalam sana, yang penting anak-anak peliharaannya mendapatkan makanan. "FAUZAN!!!! ANAK DI PERUT GUE KELAPARAN MINTA DI KASIH MAKAN. FAUZAN!! FAUZAN!!! LO SEBAGAI BAPAKNYA BELIIN GUE KFC DKK," teriaknya lagi lebih kencang.

Jika Fauzan pikir Asha gila, maka dia lebih gila, karena detik itu juga membuka pintu dengan tubuh yang di balut handuk bagian bawah serta rambut yang masih berbusa. Kalau Asha di diamkan begitu saja, bisa-bisa gadis itu semakin gila mengganggunya, maka dari itu Fauzan memilih untuk menemuinya langsung, alih-alih membalas berteriak dari dalam. Karena Asha tidak akan mendengarnya sama sekali. 'Kan Fauzan sudah bilang Asha itu gila, bahkan dunia saja mengakuinya.

"Berisik lo, Sha! Pesan aja sendiri 'kan bisa! Ganggu gue mandi lo!" decak Fauzan menyeka keningnya agar air sabun tidak mengenai mata.

Membiarkan beberapa saat Asha menganggumi tubuhnya. Telinga Fauzan masih berfungsi sehingga ia mampu mendengar Asha berdecak berberapa kali mengungkapkan kekaguman pada abs yang susah payah ia jaga selama ini.

Auntumn Is GoneHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin