Entah sudah berapa kali umpatan penuh kekesalan itu Haruto lontarkan. Mungkin 20 sapai 30 kali? Entahlah Yoshi tidak ingat.
Yang pasti Yoshi tau, Haruto sedang dalam mood yang begitu buruk dan itu tidaklah baik, semua pasti akan terkena imbasnya.
Mau tau apa yang terjadi?
2 hari meninggalkan korea dan ambsen mengirim rangkaian bunga ke Rumah Junkyu seperti biasa , membuat Haruto di rundung kerinduan yang membludak nyaris membuatnya gila.
2 Hari menahan rindu dan hasrat untuk Tak menatap wajah cantik menenangkan Junkyu itu tidak mudah.
Agap Haruto pria yang berlebihan, tak apa . karna nyatanya memang seperti itulah rasa yang Haruto rasakan setiap detiknya.
Cinta pertama nya,
Yang terlarang,
sulit,namun bukan berarti tidak bisa di dapatkan bukan?
Pikir Haruto, setibanya dia di Korea dia akan menemui Junkyu dan berbincang sedikit di kafe milik Hanbin di siang hari dan berjalan-jalan di sore hari menyisiri Sungai Han seperti waktu itu. Seperti nya tidak buruk.
Iya itu awalnya,rencananya.
Namun apa yang dia dengar ini?
Semuanya di luar ekspetasi.
Yang Benar-benar mampu membuat seorang Watanabe Haruto dilanda kekesalan yang luar biasa.
Kim Junkyu Sudah sejak 1 hari kemarin tidak tinggal lagi di dalam Rumah minimalis itu ,
Pindah ke sebuah Apartemen yang sialnya milik dari Orang yang paling tidak ingin Haruto sebutkan namanya.
Ekhem...Kim Doyoung Yang notabenya merupakan ekhem.... Kekasih dari orang yang dia cintai, Cinta pertamanya. Kim Junkyu sang Drummer.
Haruto tau, disini dialah yang salah, bukan Doyoung ataupun Junkyu .
Karna nyatanya kedua orang itu tidak lah tau menau tentang perasaannya yang entah sudah sejak pakan tubuh menjadi sebuah cinta yang begitu besar dan dalam.
Memang ,perasaan manusia itu tidak ada yang bisa di tebak.
Ingin sekali berhenti, namun Haruto tidak punya daya.
Perasaannya tidak bisa di hentikan, Walau sebenarnya dia ingin..
perasaannya murni, tulus dari hatinya yang paling dalam.
Dia mencintai pria manis itu, Kim Junkyu.
Makilah dirinya sesuka hati kalian, Haruto tak peduli.
Karna nyatanya Haruto sadar disini dirinya lah yang salah.
Salah karna dia mencintai seseorang yang telah mencintai seseorang yang lain.
Hahh~
Helahan nafas panjang terdengar, Haruto menghempaskan tubuhnya di kursi kebesaran nya dengan tangan yang memijat pelan pangkal hidungnya.
Haruto lelah.
Sungguh. Batinnya lelah, pikirannya lelah.
Mengapa sesulit ini mencintai seseorang?
Mengapa cintanya harus berlabuh ke orang yang salah?
Mengapa dia harus mencintai seseorang pria yang jelas-jelas telah memiliki seseorang yang sangat dia cintai dan mencintainya?
Mengapa ini terjadi pada dirinya?
Hah~
Dan Itu Yoshi lah yang menghela nafas panjang.
Menghampiri sosok Haruto yang nampak begitu kacau dengan rambut yang tadinya tertata rapi kini terlihat acak-acakkan tak berbentuk.
"Seperti nya Lo memang benar-benar udah jatuh cinta sedalam itu Ya To?!!"
Haruto tak merespon.
"Gue tau ini sulit , dan disini posismu lah yang salah karna kau mencintai seseorang yang jelas sudah memiliki seseorang yang dia cintai dan mencintainya.
Kau juga berniat untuk merebut hatinya,
Tapi.
Seperti kata pepatah, Sebelum janur kuning melengkung kau masih memiliki peluang. Hanya saja lakukan secara halus tanpa kelicikan.
Saranku, Nyatakan saja perasaanmu padanya" Mata Haruto terbelalak .
Apa katanya?
Menyatakan persannya secara langsung begitu?
Apa dia sudah gila?
Sudah pasti , Junkyu akan langsung menolaknya dan kemungkinan terparahnya...
Junkyu akan membencinya dan tidak ingin lagi berteman dengannya .
Dan Haruto tidak ingin itu sampai terjadi.
Tidak ,tidak akan.
"Lo ingin ini segera berakhir kan?"
Haruto mengangguk ragu.
"Kalau begitu cari waktu yang tepat, katakan pada Junkyu" Yoshi berdehem singkat, Menatap serius kearah Haruto yang juga tengah menatap kearahnya.
" Lo- kalau Lo suka dia. Kim Junkyu- "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana kalau setelah itu dia -dia menolak dan membenci gue?" Lirih Haruto menundukan kepalanya dalam " Dan Junkyu gak mau ketemu lagi sama gue?Apa yang harus gue lakuin? "
"Itu resikonya, Yang harus mau tidak mau Lo terima To-
