Haruto, dengan perasaan gugup , cemas dan takutnya duduk seorang diri di sebuah kafe yang terletak di pusat kota. Tempatnya cukup tenang , terasa begitu nyaman dan sangat pas untuknya menyampaikan segala perasaan yang selama ini dia pendam.
Iya Pada akhirnya, Haruto lebih memilih mengikuti saran yang di berikan oleh Yoshi.
Walau sedikit perasaan ragu menyelimuti benak Haruto. Tetapi___ Bagaimana pun juga dia harus dan siap untuk menerima segala kemungkinan terburuk nya nanti.
Ini juga demi kelegaan hati dan fikirannya yang akhir-akhir ini begitu semberaut kacau sampai-sampai mempengaruhi kinerja kerjanya sendiri.Kan?
Sudah cukup, mungkin inilah satu-satunya cara, agar hatinya dan pikirannya bisa sedikit lebih tenang.
Haruto melirik kerah pergelangan tangan nya yang di lingkari Jam tangan mahal emas 48 karat;) Waktu sudah menunjukan pukul 18:15. Lima belas menit lagi adalah waktu dimana Junkyu semestinya akan tiba di tempat yang sudah di sepakati.
Haruto sengaja datang 30 menit lebih awal dari jam temunya , Ingin mempersiapkan diri dan juga mentalnya. 3 Gelas air putih terhitung sudah Haruto habiskan untuk sekedar mengurangi perasaan gugup nya yang semakin menggila.
Matanya yang tajam tak henti melirik bergantian jam tangan dan juga pintu masuk kafe.
"Tenangkan dirimu jantung, gue seperti akan mau mati rasanya" Lidah Haruto menyapu bibir bawahnya yang terasa kering. Tangan kokoh nya menyentuh dada bidang sebelah kiri dimana jantungnya terdengar berdetak begitu kencang. Haruto menunduk.
Tring~
Suara pintu kafe yang terdorong, menghasilkan sebuah bunyi lonceng yang terdengar nyaring.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedatangan Junkyu tanpa menggunakan masker maunpun topi berhasil menghipnotis siapapun orang yang menatapnya, Di dalam kafe tersebut hanya ada beberapa pelanggan yang langsung saja memfokuskan tatapan mereka kearahnya termasuk juga Haruto. Yang kini membeku di tempat dengan buliran keringat di pelipis, tatapannya terfokus kearah Junkyu yang mulai berjalan menghampiri dirinya. Sesekali Junkyu akan membungkuk'kan tubuhnya ke arah beberapa pengujung yang mengenalinya sebagai salah satu personil Band ternama yang menjadi salah satu band terfavorit .
Tanpa sadar, di tengah kegugupannya yang luar biasa Haruto tersenyum.
Junkyu benar-benar ramah, baik dan juga sopan, ah...ia jadi semakin dibuat terpesona dengan segala hal yang ada di diri pria itu, Junkyu.
