14

33 2 5
                                    

Daisy datang lagi nihhh,
Jangan lupa vote dan komen yaa.
Happy Reading

***

Daisy

Saat ini aku duduk bersila dipojok kamar mas fajrin, yang sekarang menjadi kamarku juga.

Melihat setumpuk hadiah yang tertata rapi membuat jari ini menari-nari ingin segera membuka satu persatu. Dari sekian banyak hadiah ada yang menjadi sorotan mataku, yaitu bunga berwarna kuning dan boneka bertoga.

Jika teringat kejadian di mobil kemarin yang membuatku malu, bisa-bisanya aku marah tak jelas karena nama ayu yang diucapkan mas ardhan. Huh ...
Tapi apa boleh buat, semuanya sudah terjadi dan waktu kemarin tidak bisa diputar kembali bukan! Jadi yaa sudahlaahh..

Aku kembali menatap dua benda ditanganku ini, dengan santai aku berdiri dan berjalan menuju nangkas untuk mengambil ponsel untuk memphotonya. Aku buat kedua photo tersebut menjadi kolase dan ku posting untuk story whatsapp, dengan caption permintaan maaf atas kesalahanku kemarin. Aku jadi tersenyum teringat kejadian tadi malam.

Flashback

Waktu pelaksanaan prosesi pedang pora yang tiap langkahnya sudah diatur dengan apik sewaktu gladi resik siang tadi dan itu tidak mengurangi rasa gugup ini, dulu aku sempat mengejek mbak putri waktu dia berada posisi ini.
"Senyum yang ikhlas dong mbak jangan mbesengut gitu, kayak disuruh kawin paksa aja" ucapku kala itu.

Sekarang posisi itu berganti kepadaku, bercampurnya semua rasa, senang iya nervous juga iya. Ingin tersenyum lepas tapi tidak bisa, apalagi mendengar puisi yang dibacakan oleh Mc membuatku terharu dan ingin menangis.

Setelah sampai didepan atasan mas fajrin menambah kegugupan, acara serah terima baju persit sudah selesai dan diakhiri dengan acara photo bersama dengan rekan-rekannya.

Legaa..!!
Lega banget akhirnya bisa duduk tenang dikursi pelaminan ini, meskipun berdiri kala ada tamu untuk bersalaman setidaknya aku masih bisa berdiri tanpa memakai heels.

Terlihat semua orang bahagia diacara ini aku bersyukur, terima kasih atas semua ini Tuhan. Disaat aku termenung melihat banyaknya orang diruangan ini, aku dikagetkan senggolan mas fajrin yang meminta izin untuk mengambil air minum.

Tak berselang lama terdengar riuh dari para tamu dan tiba-tiba lampu padam, ada cahaya mensorot kearah panggung kecil untuk musik hiburan. Terlihat mas fajrin yang sedang memangku gitar. "Haduhh mau ngapain lagi sih ayahnya icha itu..!!" gumamku

Hatiku berdegup kembali setelah mendengar petikan gitar yang dibunyikannya, dan terdengar suaranya saag bernyanyi.

Jika ku radio dan engkau lagunya.
Dan aku putarkan hingga semua terleka.
Begitulah kita ditakdirkan untuk bersama.

Jika ku air wudhu mu.
Menjadi seri mu.
Dalam lima waktu.

Jika kau kuat percaya.
Akulah jodoh mu.
Jaga mu selalu.

Menarilah sayang di hari bahagia.
Di bawah bulan bintang.
Kasih kita berdua.

Jangan bimbang sayang.
Kita harungi bersama berdua selamanya.
Sampai ke hari tua ..
Mencintaimu..

My Daisy || RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang