1 || Jenglot dan Dugong

28.9K 1.8K 114
                                    

Hai, Gaes!

Cya kambek, tapi dalam versi yang berbeda!

Yap, yang lama udah diunpub. Yeaayy~~

Dan hari ini mereka lahir kembali dalam versi yang baru!

Semoga suka!

Kalau suka, halal memberi vote dan komen yang banyak!

🐣🐣🐣

Rahasia langgeng cuma satu : Jangan putus

-Strange Couple-

🐣🐣🐣


Bel pelajaran telah berbunyi tiga puluh menit yang lalu. Suasana SMA Adiwangsa nampak sepi meski masih terlihat beberapa murid yang berlalu-lalang di koridor ataupun nongkrong di depan kelas. Entah karena guru mata pelajaran yang terlambat, berhalangan datang, atau mungkin mereka yang dikeluarkan dari kelas karena tidak mengumpulkan tugas.

Di lapangan sana, di tengah teriknya matahari pagi yang mulai menyengat, terlihat dua orang murid berbeda gender tengah berdiri menghadap tiang bendera. Keberadaannya tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi murid yang sedang berlalu lalang di koridor. Beberapa dari mereka memandang penasaran pada dua sejoli itu.

“Panas banget.” Cya mengipas wajahnya dengan tangan. Pandangan gadis berkuncir satu tersebut lurus pada tiang bendera. Meski sesekali matanya melirik ke arah murid lain yang memandang penasaran padanya. Jujur saja dia malu. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain berharap waktu cepat berputar dan hukumannya segera berakhir.

Cya menoleh ke samping. Decakannya spontan keluar ketika melihat cowok bertubuh jangkung yang berdiri di sebelahnya ini. Gara-gara cowok ini dia jadi terlambat dan berakhir dijemur.

“Semuanya gara-gara lo!” tuding Cya pada cowok di sampingnya itu.

Adika menoleh, lalu melayangkan tatapan sengit pada Cya. “Enteng banget salahin gue. Gak nyadar banget kalau kita terlambat itu karena ulah lo!” balasnya.

“Eh, Jenglot! Di bagian mana gue bikin ulah, hah? Jangan asal fitnah lo!” Cya membalas tatapan Adika. Mata cowok itu nampak berkilat kecoklatan akibat sinar matahari. Cya mungkin akan memuji keindahan mata itu jika saja tidak mengingat betapa menyebalkannya Adika.

“Eh, Dugong! Jelas ini karena ulah lo yang terlalu lelet. Coba kalau lo gesit, gak bakal kita di sini.”

“Coba kalau lo gak telat jemput gue, gak bakal gue kepanasan kayak gini,” balas Cya tidak ingin kalah.

“Lo bisa nyamperin gue kalau emang lo udah siap,” ucap Adika.

“Masa gue yang harus ke rumah lo? Bisa pegal kaki gue.”

Adika melongo. “Anjir, pegal darimananya? Lo pikir rumah kita terpisah lautan dan samudera? Lo merayap aja udah bisa sampai,” kesal Adika pasalnya rumah mereka persis saling berhadapan.

“Tetap aja lo sebagai cowok harus jemput gue.”

“Lo pikir gue tukang ojek?”

Strange Couple (Proses Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora