9 || Adu bacot

8.5K 1K 56
                                    

Hai, Gaes!

Cya kambek! Yuhu~~~

Jika suka, halal untuk vote dan komen!

Btw, jangan panggil gue Author atau Thor, ya. Call me Zee! Okay?

🐣🐣🐣


Adika berjalan di koridor sekolah sembari celingukan kanan-kiri hendak mencari Cya. Dia kehilangan jejak gadis itu saat sedang asyik mabar bersama teman kelasnya. Tanpa memberitahu ataupun pamit, gadis itu keluar kelas dan sekarang entah berada dimana. Ingin menghubungi Cya, tetapi ponsel gadis itu ada padanya. Adika memang sempat meminjam ponsel Cya dan belum mengembalikannya.

Adika berdecak ketika tak kunjung menemukan gadis itu bahkan ketika dia berada di lantai satu. Dia juga sudah mengunjungi kantin, tetapi gadis itu tidak ada di sana.

"Sorry."

Adika menghentikan langkahnya saat seorang gadis berdiri di hadapannya. Gadis dengan seragam putih abu-abu dengan tas di punggungnya nampak berdiri kikuk. Sejenak Adika memandang gadis itu dari atas hingga bawah. Ini hari Rabu, jadwalnya memakai seragam batik khas Adiwangsa. Adika menebak jika gadis ini terlambat, terlihat dari tas yang masih menggantung di punggung gadis itu.

"Gue anak baru di sini, besok baru aktif sekolah," ujar gadis itu sembari menyampirkan helaian rambutnya di telinga. Ucapannya seakan hendak menjawab pertanyaan dari tatapan Adika padanya. 

Adika hanya diam. Tak tahu ingin mengatakan apa. Sejujurnya dia juga tidak peduli siapa gadis berambut sebahu ini meski awalnya sedikit bingung dengan penampilan gadis itu yang tidak sesuai jadwal. Mau anak baru, anak lama, ataupun anak-anakan sekalipun, dia tidak peduli.

Gadis itu nampak tersenyum kikuk melihat respon Adika yang kurang bersahabat. "Gue boleh nanya?"

Adika menghela napas pelan. "Nanya tinggal nanya aja," balas Adika pelan, tetapi terkesan ketus membuat gadis itu semakin kikuk.

"Ruang TU sebelah mana, ya? Gue mau—"

"Lo balik arah, TU di samping ruang kepsek. Lo bisa baca papan depan pintu ruangannya kalau ragu," ujar Adika memotong ucapan gadis itu. Matanya nampak melirik ke arah lapangan dengan dahi berkerut.

"Oke. Thank's."

Adika tidak menyahut. Cowok itu nampak berdiri gelisah. Matanya masih fokus mengarah ke lapangan seakan ada objek menarik di sana yang perlu perhatian khusus.

"Oh, iya. Nama gue Kirana." Gadis itu mengulurkan tangannya. "Nama lo sia—"

Adika segera pergi bahkan sebelum gadis bernama Kirana itu menyelesaikan ucapannya. Adika berjalan sedikit tergesa, matanya menajam memandang ke arah lapangan.

Sementara Kirana yang ditinggalkan begitu saja segera menurunkan tangannya. Gadis itu mengerjap sebentar, mencerna apa yang baru saja dia alami. Matanya lalu memandang punggung Adika yang semakin menjauh. Dia lalu tersenyum.

"Lain kali, kita pasti bisa kenalan."

🐣🐣🐣

Cya tersenyum memperhatikan hasil jepretan kameranya. Decakan kecilnya terdengar, seakan kagum atas apa yang dia dapatkan.

"Gila! Gak sia-sia nongkrong di sini, dapat koleksi baru lagi gue."

Cya merupakan salah satu anggota klub fotografi Adiwangsa sehingga dia seringkali membawa kamera yang dikalungkan pada lehernya. Alasannya ikut klub tersebut karena sistemnya yang tidak ribet, tidak perlu menguras otaknya, dan tentu saja sangat menyenangkan. Apalagi jika nanti ada kegiatan di luar sekolah, pasti seru melihat dunia luar dan diabadikan lewat jepretan tangannya.

Strange Couple (Proses Revisi)Where stories live. Discover now