14 || Menjaga

8.7K 945 60
                                    

Hai, Gaes!

Cya kambek! Yuhu~~

Jika suka, halal untuk vote + komen!

🐣🐣🐣

Perempuan menjaga dirinya dengan berpakaian sopan. Laki-laki menjaga pandangan dan pikirannya dari hal yang bisa melecehkan perempuan. Itu namanya saling menjaga.

-Strange Couple-

🐣🐣🐣

Adika melirik jam dinding di kamar Putra. Sudah pukul tiga lewat empat puluh lima menit. Dia baru saja selesai shalat ashar, anak rambutnya saja masih sedikit basah. Adika lalu menoleh pada Putra dan Kifli yang masih asyik bermain PS. Sesaat kemudian Adika beranjak membereskan barangnya. Sebenarnya hanya ponsel dan earphone yang tergeletak di kasur Putra yang kemudian dia masukkan ke dalam saku celana.

"Gue cabut dulu," ujar Adika sembari memasang jaketnya.

Putra dan Kifli yang sedang asyik bermain PS lantas menoleh ketika mendengar suara Adika. Keduanya dengan kompak meletakkan stick PS mereka di lantai.

"Cabut kemana lo?" tanya Putra. Sekilas dia melirik jam dindingnya, masih terlalu sore untuk pulang. Rumahnya saat ini sedang kosong, jadi dia berharap Adika dan Kifli pulang lebih lama lagi supaya dia tidak sendirian di rumahnya yang cukup besar ini.

"Pulang."

"Cepat amat pulangnya. Lo, kan, baru sekali main," ujar Putra. "Main lagi, lah, Dik. Gak sabar gue buat ngalahin lo."

"Mau seratus kali main, kalau lawannya otak kosong kayak lo, tetap aja gue menang," sarkas Adika.

Bibir Putra mengerucut sebal. "Sakit hati gue, tapi karena lo teman gue jadi gak apa-apa. Gue maafin ucapan lo asal lo jangan pulang dulu."

"Yang mau minta maaf siapa? Yang gue ucapin itu fakta. Sebuah kebenaran, jadi gue gak ada salah sama lo."

"Yaudah, iya, iya," pasrah Putra. "Tapi, lo jangan pulang dulu, lah. Kalau lo pulang, masa gue cuma berduaan sama Kifli. Kalau gue digerebek, terus dituduh kumpul kebo, gimana? Gue gak mau diarak keliling kompleks."

"Gak urus," pungkas Adika.

Putra menghela napas kecewa. Dia memasang ekspresi lesu. Siapa tahu Adika akan luluh. "Yaah .... Adika, mah, gitu. Gak setia kawan banget."

Kifli mengangguk. "Kayak anak perawan aja lo pulang sore-sore. Tembus pagi aja kita di sini. Masa lo kalah sama cewek-cewek yang biasa nongkrong di gang-gang? Mereka aja berani nongkrong tembus pagi."

"Dengerin tuh, Dik," imbuh Putra. Dia lalu menoleh pada Kifli. "Btw, lo kayaknya tau banget masalah per-gang-an. Curiga gue kalau lo yang nemenin tuh cewek-cewek nongkrong."

Kifli melotot. "Sembarangan lo. Ngapain harus di gang, kalau bisa langsung ke markasnya?"

Putra terkekeh. "Beuhhh ... Mantap. Yang gini-gini, nih, ngurangin tugas malaikat. Gak perlu catat-mencatat lagi, tinggal tunggu koit, langsung dilempar ke neraka."

Adika menatap malas kedua temannya yang kini tertawa, padahal sama sekali tidak ada yang lucu dari percakapan keduanya.

"Bisa gila gue bergaul sama lo berdua. Mending gue pulang!"

Strange Couple (Proses Revisi)Место, где живут истории. Откройте их для себя