13 || Spam

9K 1K 97
                                    

Hai, Gaes!

Cya kambek! Yuhuu~~~

Jika suka, halal untuk vote + komen!

🐣🐣🐣

"Udah bangun belum, sih?"

"Udah jam sepuluh masa belum bangun?"

"Kehabisan kuota apa gimana, sih? Kan, baru gue beliin kemarin."

"Ck, balas kek."

"Masa gue telpon emaknya?"

Kifli dan Putra bengong melihat polah tingkah Adika yang sedari tadi terlihat begitu gelisah. Sejak setengah jam yang lalu, Adika terus saja memandangi ponselnya dengan bibir yang terus menggerutu. Entah apa yang terjadi pada cowok itu. Padahal niat mereka berkumpul di rumah Putra pada hari Minggu ini adalah untuk mabar. Namun, sejak datang Adika malah asyik sendiri dengan ponselnya.

Putra menghela napasnya, lalu menenggak minuman kaleng yang telah mamanya sediakan. "Lo kenapa, sih, Dik?"

Adika tidak menyahut membuat Putra mendengkus. Sementara itu Kifli asyik memakan chips sembari memandangi Adika. Jujur saja dia bosan menunggu Adika yang tak kunjung selesai dengan urusan ponsel tersebut.

"Tau gini, mending gue bantuin emak gue dulu gosok baju. Lumayan sejam jadi anak berbakti," ucap Kifli sembari menjilati bumbu chips yang menempel di jemarinya.

"Sejam jadi anak berbakti, tapi dua puluh tiga jamnya jadi anak yang penuh kelaknatan. Bro, surga gak butuh manusia kayak lo."

"Kayak surga butuh manusia kayak lo aja! Bro, tanpa lo sadari nama lo udah tertulis dalam daftar tamu ke neraka."

"Gue cuma jadi tamu, Bro, bukan penghuni tetap. Itu artinya gue cuma mampir. Bro, harusnya lo sadar lapak lo udah disediain di neraka."

"Bro, mungkin lo lupa lapak kita, kan, bersebelahan."

"Kita beda kompleks, Bro. Lo di komplek Jahanam Residence, sedangkan gue di komplek Alhamdulillaah Surga Firdaus." Putra lantas tertawa setelah mengatakan hal itu.

Kifli merotasikan bola matanya, malas sendiri mendengar ucapan Putra. "Gimana mau masuk surga Firdaus, niat sholat aja masih kebalik-balik," cibirnya.

"Daripada elo, sholat gak sampai satu menit. Baru takbir langsung sujud. Baca apaan lo, hah? Ibadah buru-buru, cita-cita selamat dunia akhirat. Bukan maen!"

Kifli yang kesal mendengar ucapan sok bijak Putra lantas melempari cowok itu dengan kaleng kosong bekas minumannya. "Gak usah sok ceramah, gak pantas sama muka lo!"

"Emang kenapa sama muka gue? Terlalu ganteng, ya?"

"Tampang residivis curanmor!"

"Anjir! Muka lo—"

"KEMANA, SIH? PUNYA HP TAPI GAK GUNA! BEGO!"

Suara makian Adika membuat Putra tidak dapat lagi melanjutkan ucapannya. Dia terkejut, terlebih lagi Adika juga dengan kasar meletakkan botol minumannya di atas meja.

"Astaghfirullah, kaget." Putra mengelus dadanya. Jantungnya berdegup kencang, padahal dia tidak sedang jatuh cinta.

Tak jauh berbeda dengan Putra, Kifli juga tak kalah terkejutnya dengan tingkah Adika. Jantungnya seraya cenat-cenut tak menentu.

"Kesurupan gak, sih?" bingung Kifli. "Rumah lo udah didoain, kan, Tra?"

"Udah, lah. Tapi kayaknya doa pengusir setannya gak mempan, soalnya lo aja masih bisa masuk."

Strange Couple (Proses Revisi)Where stories live. Discover now