BAB 30

84 10 0
                                    

Haruskah aku mengucapkan kata perpisahan untuk kehidupan rahasia yang selama ini merenggut banyak senyum dan kebahagianku. Lalu bagaimana aku menghadapi kehidupan baru yang akan ku jalani nantinya?

- Jenifer Olivia Mahendra.

#

"Lalu?" Ucap Jelo.

Ia ngin mendengar lebih informasi apa saja yang di ketahui Leo, sambil kembali menyantap makanannya ia menunggu untuk berita mengejutkan apa lagi yang akan ia dengar.

*****

"Kau bahkan terlihat tenang, apa kau sudah mengetahui kabar ini sebelumnya?" Tanya Leo padnaya.

Jelo hanya menggeleng pelan sambil tetap menyantap nikmat makanan miliknya, "Aku sudah mendengar beberapa kabar mengagetkan beberapa hari ini, jadi aku mulai terbiasa. Kemarin koko Ry, memintaku untuk mengakhiri kehidupan rahasiaku dan kembali pada kehidupan nyata sebagai Jenifer Olivia Mahendra. Lalu hari ini, berita yang kau sampaikan, aku bahkan sudah tidak tahu harus bersikap seperti apa" singgungnya.

Kini Leo yang dibuat tersedak makanan mendengar penjelasan gadis itu. Ia segera meminum air mineral di hadapannya dengan sekali teguk. 

"Yefta? Seriously?" tanya Leo, merasa tidak yakin dengan apa yang dikatakan Jelo. 

"Kau bisa memastikannya jika bertemu dengan koko ku nanti, ada berita lain?" Sanggah Jelo datar dan tetap tenang.

"Ada, ku rasa ini alasan Yefta memintamu untuk kembali" Jelo nampak mengerutkan keningnya, menyimak perkataan yang Leo ucapkan.

Tell me.." tutur Jelo.

Leo menatap gadis di hadapannya itu dengan lekat, sebelum akhirnya ia mengatakan semua hal yang ingin disampaikannya ke Jelo hari ini.

"Sepertinya kau sudah siap untuk tahu, bahwa keluargamu sedang dalam pengawasan beberapa oknum yang ingin mengambil alih kekuasaan MH'Group dan juga menyingkirkannya dari urutan teratas daftar perusahaan berpengaruh se-Asia. Bahkan Tuan dan Nyonya Besar beberapa kali mendapat teror belum lama ini ketika mereka berada di luar Negeri, begitu juga Yefta yang mendapat email ancaman mengenai dirimu hingga membuat pikirannya kalut sesaat, belum lagi dengan insiden yang kau peroleh saat audisi, dan juga..." Perkataan Leo terhenti ketika ia melihat raut wajah Jelo yang berubah menjadi pucat pasih, matanya berkaca-kaca membendung air mata yang siap berlinang membasahi pipinya.

"Apa yang ku katakan melukaimu?" Ucap Leo menaruh simpati lebih melihat ekspresi Jelo.

 "Sedikit.." Jelo memejamkan matanya sejenak kemudian kembali tenang, mengembalikan ekspresi datarnya dan menatap ke arah Leo. "Dan juga apa? Bisakah kau memberitahukan ku semuanya" pungkas Jelo dengan tenang.

Leo hanya mengangguk patuh kemudian kembali melanjutkan perkataannya, "Dan juga mengenai kematian adikmu Ana, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Tuan Besar. Yefta sudah mengumpulkan bukti keterlibatan beberapa orang yang melakukan brainwash kepada Ana, dengan tujuan menghancurkan keluarga kalian." timpalnya.

Kembali Leo memperhatikan ekspresi Jelo yang kali benar-benar terpukul dengan apa yang baru saja ia dengarkan. Pikirannya masih memberontak seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya, tapi jauh dilubuk hati, ia juga menaruh kuatir dengan kondisi keluarganya. Jelo tahu betul jika saat ini, keluarga intinya membutuhkan dia untuk ada bersama-sama dengan mereka.

Pertemuan antara Jelo dan Leo berakhir dengan cepat setelah Leo memberitahukan beberapa informasi penting untuk diketahui gadis itu. Mereka harus cepat menyelesaikan pertemuan, dikarenakan Yefta yang memerlukan Leo untuk segera menyelesaikan beberapa pekerjaan untuknya.

Jelo memutuskan untuk pulang seorang diri, ia tidak ingin membuat Leo menjadi sasaran kemarahan Yefta jika ketahuan menemuinya tanpa sepengetahuan dan seizin Yefta dan juga mengabaikan pekerjaan yang ditugaskan.

Sesampainya Jelo di lobi apartemen, ia tidak sengaja berpapasan dengan Dimas yang terlihat begitu senang dengan ketidaksengajaannya bertemu Jelo yang disebutnya dalam hati adalah sebuah takdir.

"Hai tetangga" ucap Dimas sambil melambaikan tangannya. Namun Jelo yang sedari tadi terkurung dalam lamunannya malah tidak menghiraukan lelaki itu dan terus berjalan melewatinya.

Dimas yang tidak terima diacuhkan oleh Jelo, mecoba menyelaraskan langkahnya tepat di samping Jelo yang terlihat terus berjalan lurus tanpa menoleh kearah lain. Hingga sampai di depan lift, Jelo hanya terlihat diam tanpa menekan tombol lift. 

"Hey, lo mau ke apartemen atau diam disini" ucap Dimas membuyarkan lamunan gadis itu.

"Hm? Dimas..." Jelo terlihat baru menyadari kehadiran pria itu di sampingnya. 

"Habis menghayal ya? Awas ubanan" Canda Dimas sedikit mengundang senyum simpul yang terukir diwajah Jelo. 

Dimas menekan tombol pada lift, ketika pintu terbuka mereka berdua masuk secara bersamaan menuju lantai unit apartemen yang mereka huni. Di dalam lift, hanya ada Jelo dan dimas, membuat suasana sedikit canggung, namun tidak bisa dipungkiri jika Dimas merasa sangat senang berada di dekat Jelo.

Ia memperhatikan gerak-gerik Jelo yang tidak biasa baginya, membuat Dimas bertanya-tanya tentang apa yang di alami gadis yang disukainya hari ini.

"Jen.. " panggilnya pelan.

"Hm?" Jelo menoleh ke arah dimas yang terlihat tersenyum simpul ke arahnya.

Pintu lift terbuka tepat dilantai apartemen mereka berada, namun dengan cepat Dimas menekan tombil dan kembali mengarahkan mereka ke lantai paling atas gedung apartemen. 

"Sepertinya lo perlu udara segar!" Ucapnya seakan tahu apa yang Jelo butuhkan. Jelo hanya menatap lelaki itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Entah apa yang Jelo rasakan sekarang. Tapi yang jelas, detak jantungnya tidak dalam kondisi yang baik. Ada sesuatu yang bergejok dalam hatinya, entah apa. Yang pasti saat ini ia hanya ingin mengikuti kemanapun Dimas membawanya. Bahkan jika ia harus meninggalkan bumi untuk beberapa saat, bersama Dimas sepertinya tidak mengapa baginya.

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Where stories live. Discover now