1. UNASHAMED

533 53 3
                                    

"Kau wanita tak tahu malu! Kau sadar aku sudah menolakmu berkali-kali. Kenapa masih menggangguku?" Mean memaki Plan. Nadanya tinggi dan tak lagi peduli apakah orang yang dimaki ini perempuan atau lelaki, yang jelas sang perempuan tak goyah sama sekali.

"O, ayolah, Mean! Seharusnya kau bahagia. Mana ada perempuan yang memberikan dirinya secara cuma-cuma. Dengan lonte saja bayar! ayolah kita bisa bersenang-senang!" sahut Plan lagi, tak mau menyerah.

"Kau sudah gila! Sungguh! Aku tak mengerti definisi bersenang-senangmu," sahut Mean sambil menggelengkan kepalanya. Ia berdecak kesal dan meninggalkan Plan begitu saja di tempat parkir, memasuki mobilnya dan melajukannya meninggalkan tempat kejadian.

Plan tersenyum sambil melambaikan tangannya. Ia tahu Mean masih melihat dirinya dari kaca spion dan memanh benar makanya Mean bisa menggelengkan kepalanya sambil berkomentar tentang Plan.

"Wanita gila!" begitu katanya.

Sejak masuk kelas akselerasi, sebuah kelas istimewa atau unggulan yang dipenuhi dengan siswa dan siswi dengan kemampuan IQ di atas rerata, Plan sudah menyukai Mean Phiravich.

Sayangnya, mata dan hati Mean hanya untuk Neena, perempuan yang merupakan sahabatnya sejak mereka duduk di bangku SMP. Padahal Neena hanya menganggap Mean sebagai sahabat dan kakak dan ia juga sudah punya pacar, salah satu idol ternama remaja di Thailand, bernama Josswayar.

Di antara semua siswa yang ada di kelas akselerasi, Plan adalah yang terkaya, IQ-nya juga tertinggi dan ia paling berbakat di antara semua. Oleh karena itu, ia selalu ditunjuk oleh guru sebagia perwakilan kelas untuk melakukan apa saja.

Nah, untuk urusan yang satu ini, dia dengan cepat menolaknya. Ia memberikan tugas itu kepada Noon dan Mook dan memilih menghabiskan waktunya dengan anak-anak reguler, bermain musik atau olahraga atau apa saja yang menyenangkan.

Anak-anak Reguler yang sering nongkrong dengannya di antaranya adalah Perth dan Love, Sammy dan Yacht, Kriss, Gun dan Mark, dan Title dan Boss. Sebenarnya, Plan lebih betah jalan dan nongkrong dengan anak-anak reguler daripada anak kelas akselerasi yang semuanya sangat serius dan sangat suka persaingan.

Salah satu contohnya adalah Mean Phiravich itu. Pemuda berbakat dan multitalenta yang sangat serius dan rajin dengan segudang prestasi telah banyak mencuri perhatian publik dam menggoyang dunia siswi di kelas reguler. Tak jarang mereka berteriak saat Mean lewat, tapi Mean dingin dan datar sebab dalam hatinya hanya ada Neena.

Meskipun Plan menyukai Mean, ia tak mau berterus terang. Alasannya jelas. Pertama, Mean pasti akan menolaknya, sama seperti ketika ia menolak gadis-gadis lainnya, bahkan Mook dan Noon. Kedua, Mean memilih untuk setia kepada Neena dan meskipun Neena hanya menyimpannya di zona teman, Mean sepertinya tak keberatan. Ia bahkan rela membawakan barang-barang Neena atau membantu Neena meski dia sendiri belum selesai dengan pekerjaannya.

Oleh karena itulah, Plan datang kepada Mean dengan cara yang sebenarnya memang sangat memalukan. Sekilas akan ada banyak lelaki yang berpikir bahwa Plan sangat agresif dan tak tahu malu, bahkan sebagian pasti akan menilai dirinya murahan.

Plan kurang apa?

Ada banyak lelaki menyukainya, mengiriminya surat cinta ke dalam lokernya. Saking banyaknya, ia selalu meminta sopirnya untuk mengarungi surat cinta itu dan membawanya pulang.

Ia cantik, mungil, kaya, dan cerdas. Sikap dan pembawaannya juga menyenangkan. Kenapa Phiravich menolaknya? Sudah jelas alasannya. Keduanya sangat bertolak belakang. Yang satu cinta, yang satu nggak. Mau bagaimana lagi? Kekurangan Plan cuma satu, kurang Mean dalam hidupnya, lelaki yang ia sukai.

Plan memaksakan dirinya kepada Mean. Ia sungguh keras kepala. Meski Mean sudah memakinya dan melabelinya dengan wanita tak tahu malu, gila, murahan, dan sejenisnya, ia terus maju.

Mau bagaimana lagi?

Kata orang, kalau sudah jatuh cinta, taik kucing saja berasa cokelat! Entahlah! Ini peribahasa aneh yang hanya beberapa orang nekad saja pernah mencicipi taik kucing saat jatuh cinta! Membayangkannya saja sudah mual!

Hah! Lupakan! Jijik!

Sebuah kesempatan datang kepada Plan saat ia harus menulis sebuah artikel tentang Mean untuk surat kabar kampus. Itu tugas dari guru. Mook dan Noon menolak melakukannya sebab mereka berbalik membenci Mean sejak mereka ditolak mentah-mentah. Plan jadi ketiban pekerjaannya. Ia minta Neena melakukannya, tapi Neena mengerjakan artikel Joss yang juga terpilih untuk dijadikan berita dalam kolom artikel siswa berprestasi di bidang olahraga.

Malam itu, saat Plan berkunjung ke rumah Mean untuk mengambil foto beberapa barang Mean sebagai bagian dari artikel, Mean memberi satu kesempatan dengan menantangnya melakukan blow job kepadanya. Jika ia keluar dengan bantuan mulut Plan itu, ia akan menerima Plan sebagai Sex Friend, tapi jika Mean tak bisa keluar karena mulutnya itu, Plan tak boleh mengganggunya lagi.

Plan setuju. Ia memberikan yang Mean mau. Hasilnya Mean menumpahkan cairannya di wajah Plan dan bahkan ia meminum sebagiannya. Sejak saat itulah mereka sering melakukannya meski diam-diam.

Di dalam kelas mereka bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Semuanya berjalan seperti biasa. Meskipun mereka menjadi seks friend, Plan tak mengizinkan Mean menyentuh bibirnya. Mereka tak pernah berciuman. Hanya saling memuaskan bagian bawah saja. Alasannya, ia ingin jika Mean melakukannya itu karena Mean benar-benar menciumnya dan bukan tengah membayangkan orang lain dan menjadikan dirinya sebagai pengganti seseorang.

Bersambung

Track 6 Mean and Plan Short Stories CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang