4. FORWARD

240 43 5
                                    

Saat Plan menghilang secara tetiba, Mean mencarinya diam-diam. Dream tahu tentang ini dan memanfaatkan situasi ini dengan semakin gencar mendekati Mean. Ia bertanya pada teman-temannya di kesatuan Pasukan Khusus dan Pasukan Elit juga dan bahkan keluarga dan sahabatnya di luar kedua kesatuan. Hasilnya nihil. Plan seolah raib ditelan bumi.

Suatu hari setelah enam bulan pencarian, atasan Mean memanggilnya dan memberikan sebuah video kepadanya. Mean memutar video itu dan melihat bahwa Plan tengah berada di bandara dan bersama dengan Weir.

Meski hanya dari belakang, Mean sangat yakin bahwa itu Plan dan Weir dan itu membuatnya marah. Plan telah berkhianat kepadanya. Begitu pikirnya, padahal dia juga melakukannya.

Setelah melihat video itu, ia berhenti mencari Plan dan dalam keadaan seperti itu, Dream terus mendekatinya, menyuguhi Mean dengan gunung kembar dan lubangnya. Mean semakin tenggelam sampai akhirnya Dream hamil anak Mean. Tanpa sepengetahuan Mean, Dream menggugurkan anak itu. Itu karena Dream khawatir hubungan mereka akan terkuak dan karir keduanya akan hancur.

Seiring dengan berjalannya waktu, peraturan berubah. Pasukan Elit sekarang boleh menjalin hubungan internal, akan tetapi tetap harus bersikap profesional. Mean akhirnya bisa berhubungan secara terang-terangan dengan Dream dan setelah tiga tahub berhubungan, mereka akhirnya menikah.

Mereka baru dua bulan mengecap rasa bahagia karena bersama saat atasan Mean memintanya melakukan penyamaran dan ini berlangsung hampir enam tahun. Mean tak boleh berkontak dengan keluarga dan ini berarti Mean dan Dream hampir tidak pernah komunikasi.

Mereka memang pernah bertemu beberapa kali di hotel karena sangat rindu. Lubang Dream menganga kering kesepian, sebab dindingnya butuh kehangatan dari naga Mean. Hanya beberapa kali itu saja dan kemudian, Mean diberikan kabar bahwa Dream tengah mengandung.

Mean bahagia sebab ia pikir itu anaknya. Setidaknya sampai hari itu saat Weir memberikan semua video kepada Mean untuk membuka matanya siapa lawan dan kawan. Mean tidak hanya tahu bahwa anaknya bukanlah anaknya tetapi anak mantan Dream, tetapi juga tahu bahwa Dream berpartisipasi dalam eksperimen yang diadakan oleh pasukan elit itu. Ia menginginkan anaknya menjadi manusia yang suoer tangguh dan bisa membanggakan Mean. Dream bahkan tak tahu saat ini Mean sudah tahu semua tentang yang terjadi.

Saat ditunjukkan semuanya, Mean tak bergeming selama beberapa jam. Ia tak bergerak dari kursinya dan memutar semua video dalam layar besar di depannya berulangkali. Ia terus-menerus melakukan itu dan bahkan tanpa sadar bahwa Perth, Gong, dan New sudah meninggalkan dirinya. Hanya tinggal Weir menemaninya.

Sudah hampir tengah malam. Akhirnya Mean berhenti melakukan kegiatannya. Ia menatap Weir yang mengamatinya dengan penuh rasa kasihan.

"Kapten, aku ingin bertemu dengan Plan!" ujar Mean dengan tatapan yang meyakinkan.

"Ya, aku bisa mengaturnya, tapi aku tak yakin, dia ingin menemuimu, " ujar Weir sambil memperbaiki posisi duduknya.

"Kumohon," sahut Mean dengan nada memelas.

"Mean, kau sadar kenapa aku memasang banyak foto Plan di dalam galeri?" tanya Weir sambil melihat ke arah Mean. Mean diam dan hanya menatapnya.

"Karena aku ingin kita memiliki kesempatan ini. Kau anak buahku. Paling cerdas, bahkan melebihi Plan. Kenapa kau berkhianat kepadanya? Aku merasa kaget saat Plan bercerita tentang kau dan Dream dan aku sungguh tak percaya. Aku tak melihat kau seseorang dengan karakter seperti itu," ujar Weir.

"Aku juga tak punya alasan. Yang jelas dia hadir di hadapanku dan aku terlena," ujar Mean.

"Uhm, baiklah. Dia hadir di hadapanmu dan kau terlena," ujar Weir mengulangi.

Track 6 Mean and Plan Short Stories CollectionsWhere stories live. Discover now