Tak Terkendali

4 1 0
                                    

Mareta benar-benar mengisi waktu tiga jam di depan layar ponselnya. Menanggapi setiap komentar netizen yang memang kerap menyakitkan hati

Isi komen netizen memang beragam. Demikian juga dengan pesan pribadi.

Untungnya Mareta telah cukup terlatih menerima dan menanggapi hal-hal yang sebenarnya mengesalkan itu.

Ada yang memuji, ada yang nyinyir, yang memberi nasihat dan ayat suci juga ada, bahkan yang melaknat langsung terang-terangnya juga tidak sedikit.

Sementara kalau di kolom inbox, kalimat mereka jauh lebih baik. Mengajak kenalan, bertemu, kencan, tetapi ada juga yang secara terang-terangnya menanyakan tarif tidur semalam.

Bagi Mareta itu semua adalah hiburan. Tidak pernah memasukkan ke dalam hati. Sebagai perempuan, tidak dipungkiri bahwa pujian-pujian untuk setiap unggahan foto dari para followersnya di media sosial itu membuatnya bahagia. Bukankah memang setiap orang butuh pengakuan, sekecil apa pun itu. Semakin dipuji, Mareta akan semakin rajin mengunggah foto-foto yang memang menggugah syahwat lelaki.

Menghabiskan waktu dengan scrolling media sosial ternyata tidak terasa membuat Mareta sampai pada pukul 10 malam. Mareta bergegas menghabiskan lemonade dingin, pesanan keduanya malam itu.

Dia membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk berganti baju dan sedikit touch up. Itu akan dilakukannya di mobil.

Bila perempuan pada umumnya akan malu bila harus mengganti baju di dalam mobil yang kemungkinan akan terlihat bagi orang lain, tetapi hal ini tidak berlaku buat Mareta. Sengaja kali ini Mareta memakai SUV andalannya, hadiah ultah ke-25 dari daddynya.

Untuk berganti baju Mareta masuk ke bagian belakang, row kedua.

Dilepasnya pertama blouse putih. Kemudian melepas bra merahnya. Dadanya yang membusung terpampang sempurna. Seandainya kaca jendela mobilnya tidak dipasang kaca film yang cukup gelap, pasti akan sangat menarik perhatian. Dress yang telah dipersiapkan itu dipakai melalui kepala, setelah sampai di leher dan dada, Mareta memasukkan tangan kanannya. Selanjutnya bagian termudah adalah menarik ke bagian bawah. Tetapi sebelumnya Mareta melepaskan rok merahnya. Thong yang dipakainya sempat tertarik ke bawah.

Perjuangan pertama selesai.

Mareta akan touch up di depan. Sekalian mengganti sepatu. Untuk berpindah, menurutnya lebih baik turun dan pindah dengan berjalan beberapa langkah.

Saat pintu belakang dibuka dan turun. Sambil merapikan dress yang tingginya tidak lebih dari lima sentimeter di bawah garis pantatnya.

Petugas parkir yang berada di sekitar mobil parkirnya sontak mengarahkan pandangannya pada Mareta.

Sungguh menarik dan atraktif menurut mereka. Hiburan saat menghadapi mobil-mobil sepanjang waktu.

Mareta telah duduk di belakang kemudi. Mulai mengganti stileto dengan heels bertali yang modelnya seperti gladiator dengan warna senada.

Saatnya melakukan touch up pada dandanannya. Menambahkan eye shadow yang berwarna lebih tajam dan lipstick yang merah menyala. Tidak lupa dia menambahkan beberapa semprot Channel no.5 di leher, dada, dan pergelangan tangan.

Mareta lalu menyalakan mesin mobilnya dan mulai ikut meramaikan jalanan ibu kota yang masih menunjukkan penurunan jumlah kendaraan akhir pekan ini.

---

Seperti biasa bartender Club 8 sudah hafal dengan kebiasaan Mareta yang biasa order satu botol whiskey sudah menyiapkan untuk Mareta malam itu. Setengah botol sudah habis ditenggak. Kondisi perut yang kosong membuat Mareta cepat 'naik'. Seperti biasa, dia menikmati botolnya di kursi sendiri sambil menghisap dalam-dalam rokok putih mentolnya.

Kepalanya bergoyang-goyang menikmati music yang diputar oleh DJ. Badannya sudah berkeringat. Langkahnya mulai limbung. Sebelum turun ke dance floor, Mareta kembali menenggak langsung dari botol whiskinya.

Tampak alcohol sudah menguasai Mareta. Gerakannya sudah mulai tidak teratur. Tidak lagi sesuai dengan dentuman music yang dimainkan DJ. Seorang paruh baya tiba-tiba memegang dan meremas pantat Mareta yang memang bulat dan menggoda. Thongnya tidak tercetak di dress pendek ketat yang dipakainya, sehingga orang dapat saja beranggapan bahwa dia tidak memakan celana dalam. Lampu yang remang-remang membuatnya tidak terlalu jelas mengetahui siapa meremas pantatnya.

Mareta reflex memukul seorang laki-laki yang berada di belakangnya. Lengan kanannya yang sudah terlatih muathay tampaknya cukup membuat pukulan yang mengena rahang kiri laki-laki dengan kemeja berwarna hitam. Lelaki itu limbung dan ambruk. Tetapi segera bangkit dan menyambar sebuah botol kosong.

Dipecahkannya bagian bawah botol dan menyerang Mareta. Mareta yang belum menyadari situasi tersebut ikut-ikutan mengambil botol.

Melihat keributan tersebut, Antony, manajer club terpaksa turun tangan bersama beberapa orang security yang berbadan besar dan tegap. Berusaha melerai. Sayangnya, Mareta justru memukul Antony dan mengenai kepala bagian kirinya. Darah mengucur dari luka di kepala Antony dan tidak lama kemudin Antony tergeletak lemas.

Bartender sigap memanggil ambulans dan security yang tadi bersama Antony melanjutkan tugasnya mengamankan club sebelum ada polisi yang datang.

Nouva VitaWhere stories live. Discover now