Akhirnya perawat yang sedang memeriksa tensi Mareta tidak dapat menyembunyikan hasratnya. Yang ditandai dengan makin membesarnya pangkal paha. Celana putih yang dipakainya tak mampu menyembunyikan dengan baik miliknya yang membengkak di dalamnya.
Mareta girang melihat itu. Sementara perawat yang bernama Johan itu tampak bingung menyembunyikan ekspresi juga. Antara senang dan excited.
Penasaran ingin mencoba lebih.
Sementara Antony masih duduk mengamati dengan rasa senang. Sebuah pengalaman baru baginya menyaksikan dua orang sedang bertarung mengekang tali hasratnya masing-masing.
Antony biasa melihat pengunjung Club 8 yang bercumbu. Tetapi, kalibini sensasinya berbeda.
"Berapa hasil tensi bu Mareta, mas Johan?"
Antony memecah suasana dengan bertanya pada Johan.
"Eh... Anu... Engg...."
Tergugup Johan menjawab pertanyaan Antony yang tiba-tiba itu.
"Normal atau engga?"Rupanya Antony makin mengejar jawaban Johan.
Johan yang dikejar jawaban oleh Antony makin gugup. Tampak titik-titik keringat mulai timbul di dahinya. Tanda kegugupan menyergap.
"Mareta, mas Johannya jangan digodain dong, biar konsen."
Seloroh Antony yang membuat Mareta makin agresif.
YOU ARE READING
Nouva Vita
RomanceKita tidak pernah mengerti kapan akan mati. Itu adalah rahasia Illahi. Pun dengan cara apa kita akan mati. Banyak orang takut mati. . . . . . Namun, bukankah setiap kematian merupakan awal hidup yang baru? . . . . . Dan bukankah, setiap malam kita m...