6

20.6K 2.4K 215
                                    

ramein komentar donk weey

mereka masih berada di appartemen Jaemin, mereka semua kecuali Jaemin sedang makan di ruang tv.

"Nana masih tidur?" tanya Renjun, Haechan mengangguk.

"ia baru minum obat" ujar Haechan.


Tok! Tok!


semuanya langsung menoleh, Haechan berdiri dan berjalan kearah pintu, ia membuka pintu.

"sia- Ayah!?" betapa terkejutnya Haechan melihat Goong In berdiri gagah dengan pakaian kerjanya dan sebuket bunga lily orange.

"hai sayang" sapa Goong In.

"a-ah silahkan masuk Ayah" ucap Haechan.

"wah ramai yah" ucap Goong In dengan senyuman dewasanya.

mereka terkejut melihat sosok Goong In didepan mereka. "santai saja, paman hanya sebentar" ucapnya lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar sang putera.

Goong In menatap Jaemin dalam diam, ada setitik rasa bersalah saat mengetahui anaknya pingsan karna kelelahan.

"maafkan Ayah, sayang" lirih Goong In.

Goong In meletakan buket bunga nya di nakas, ia mengecup kening Jaemin dengan lembut. lalu memilih pergi karna setelah ini ia akan ada pertemuan di Jepang.

setelah pintu tertutup, Jaemin membuka matanya. ia memang terbangun sejak sang ayah membuka pintu kamarnya. perlahan Jaemin duduk lalu menatap buket bunga yang diberi sang ayah.

"Ayah memang buruk saat memilih bunga, atau Ayah membeli bunga yang mencerminkan sifatnya?" Jaemin terkekeh sinis.


Lily orange ; berarti sebuah kesombongan, kebencian dan sebuah penghinaan.


Jaemin menyabut infus nya tangan nya terulur untuk mngambil sesuatu di laci nakas setelah nya ia mengambil buket bunga yang diberi sang Ayah.

"apa kalian punya pematik?" tanya Jaemin tiba tiba membuat yang lain menoleh.

"astaga Nana!" kesal Renjun.

"biarkan saja Njun, anak itu memang bebal. percuma kau marahi" ucap Haechan lalu melempar pematik milik Mark.

Jaemin berjalan kearah perapian yang biasanya akan ia nyalakan saat salju turun, Jaemin menyusun beberapa kayu dan menuangkan sedikit minyak, Jaemin mengeluarkan kotak rokok di saku celana nya ia menarik satu batang dan mengapit batang nakotin itu di bilah bibirnya.

ia mematik rokoknya setelah nya ia isap, membiarkan racun itu masuk kedalam paru-parunya, Jaemin melempar pematik milik Mark kedalam perapian, mata Jaemin menajam menatap kobaran api disana.

ia melempar buket bunga dari sang ayah, setelahnya berjalan mendekat kearah yang lain seperti tak terjadi apa-apa.

"apa Ayah mengatakan sesuatu padamu Chanie?" tanya Jaemin memecah kehingan.

"kau tidak diperbolehkan membawa motor sampai kau pulih" ujar Haechan membuat Jaemin mendecih tak suka.

"ah kalian tak perlu kaget seperti itu" kekeh Jaemin saat merasakan keadaan menjadi sangat canggung.

"aku tak seperti Na Jaemin yang beredar di media, jika aku Na Jaemin yang seperti itu aku tak mungkin berteman dengan pria bengal satu ini" ucap Jaemin sambil menunjuk Haechan dengan dagunya.

"j-jadi hyung sama seperti kami?" kaget Jisung.

"dia lebih parah asal kau tau!" hardik Haechan kesal membuat Jaemin kembali tertawa.

my pretty CEO Where stories live. Discover now