S2. - 3.

9.8K 930 24
                                    

hola🧸

_

"Buyaaa"

kedua kaki pendek itu melangkah cepat ke seseorang yang melahirkannya, Logan naik ke kasur orang tua nya dan menempelkan pipi gembilnya di perut sang Bunda.

Jaemin terkikik geli, saat anak tunggalnya itu menyingkap kaos yang ia pakai dan kembali menempelkan pipi gembilnya disana. "kenapaa sayang?" tanya Jaemin, tangannya spontan bergerak mengusap surai anaknya.

Logan menoleh dan tersenyum lebar menunjukan gigi susu nya yang tumbuh dengan rapih serta mata bulan sabitnya . "Logan mau nemenin Buyaa sampai Yayah datang!" ujarnya

Jaemin mengangguk-angguk paham.

Logan kembali sibuk dengan kegiatan mendusel di perut rata Bundanya, ia mencium lembut bekas luka operasi sesar Jaemin.

Jaemin kembali menunduk saat merasakan elusan lembut di bekas luka nya yang sudah memudar.

"Logan kelual dali sini kan?" tanya Logan, tangan mungilnya tak berhenti mengusap luka tersebut.

"huum, Logan keluar dari sana" jawab Jaemin.

Logan menegakan tubuhnya dan menurunkan kaos Jaemin lalu menarik selimut hingga menutupi perut bundanya. Ia merangkak ke samping Jaemin dan memeluk Jaemin dari samping.

"boleh celitakan saat Logan ada di peyut Buya tidak?" pinta Logan penuh rasa penasaran.

Jaemin tertawa kecil. "boleh sayang, tapi saat Ayah datang ceritanya selesai ya? Logan gaboleh begadang. Otay?"

"Otay!!"


_

*flashback*



Jeno menatap Jaemin yang terlelap di pelukannya, kini istrinya terlihat sangat lucu dengan pipi bulat nya. berat badan Jaemin memang lumayan bertambah setelah memasuki bulan ke 4 kehamilannya.

tangan Jaemin bergerak menutupi wajah Jeno. "kenapa liatin nya gitu sii" rengeknya malu.

Jeno tertawa kecil dan mengenggam tangan Jaemin yang menutupi wajahnya. "mau beli sesuatu ga? kamu lagi pengen apaa, sayang?"

Jaemin terdiam, Jeno, suaminya. Tidak pernah sekali pun absen untuk bertanya tentang hal yang dia ingin kan, atau terkadang Jeno lah yang merengek meminta sesuatu pada Jaemin. Kalau kata Dokter Kim, "Jeno juga bisa mengidam, tidak selalu yang hamil yang mengidam."

Jeno mengecup sekilas ranum merekah istrinya. "kenapa diem, hm?" tanya nya.

Jaemin mengulas senyum manis dan menggeleng kecil. "Jeno-ya, Te amo"

"hum?" Jeno mengerjap kaget, namun setelahnya tertawa renyah dan menarik Jaemin kepelukannya. "i love you more, baby"

di bulan ke 7, Jaemin menjadi cukup rewel dan manja pada Jeno. bahkan saat ia terbangun tanpa Jeno disampingnya, Jaemin akan menangis dan akan mendiamkan Jeno seharian, padahal. Jeno hanya pergi mandi saat itu.

"Jeno mau kemana? ikut!"

"aku ingin pup sayang, tunggu sebentar ya? 15 menit saja" bujuk Jeno pada buntelan kelinci yang memeluk badannya erat dengan kaki yang melingkar di paha nya.

Jaemin mencebik dan menjauh dari tubuh suaminya, dia menarik selimut tebal dan menggulun tubuhnya disana. "jahat! Jeno mau ninggalin Nana!? Nana marah!"

dibulan ke 8 - 9, Jaemin tidak serewel bulan bulan sebelumnya, ia lebih sering bermain dengan sahabat sahabatnya, entah berbelanja atau sekedar makan diluar bersama.

malah, Jeno yang semakin protektif kepada Jaemin, melihat istrinya sudah hamil tua, Jeno jadi takut meninggalkan Jaemin lama lama. bahkan dipertengahan bulan ke 8, Jeno mengambil cuti penuh sampai Jaemin melahirkan buah hati mereka nanti.

"baby, mau kemana? aku temani ya." tanya Jeno saat istrinya bergerak menjauh.

Jaemin menghela napasnya jengah. "Jeno, aku hanya ingin duduk"

*flashback off*.




"sesuai janji, karna ada Ayah sudah datang, ceritanya selesai" ucap Jaemin.

Logan mendecih, dan menatap sengit Jeno yang masih berdiri di samping kasur dengan setelan kerjanya. "kenapa Yayah pulang??" kesalnya.

Jeno mengerjap bingung. "Ayah tidak mungkin tidak pulang kan?" bingungnya.

"iyaa! tapi kenapa sekalang sihhh!??? Buya belum selesai celitaa!" Logan geleng geleng tak terima, dia kembali memeluk Jaemin dengan erat, menatap Bunda nya dengan tatapan memelas.

"Buya cantiik, istli Logan. boleh lanjut celitanya?" bujuk Logan.

Jeno menggeleng pelan, dia duduk di ujung kasur, dan menarik Jaemin hingga pelukan Logan pada tubuh istrinya terlepas. "menjauh, ini milik Ayah" ucapnya seraya memeluk Jaemin dengan posesif.

"aku pulang" bisik Jeno, seraya mengecup bahu Jaemin.

"hmm, mandi sana" ucap Jaemin. Jeno mengangguk dan mengecup sekilas puncuk kepala Jaemin.

setelah Jeno masuk ke kamar mandi, Jaemin menoleh ke anaknya yang cemberut. "Logan kembali ke kamar Logan ya? tidur, besok kan harus sekolah" Jaemin mengusap surai anaknya dengan lembut.

"baiklahh.." lirih Logan, dia mengecup punggung serta telapak tangan Jaemin dan tak lupa mengecup pipi Bunda nya dengan lembut. "good night Buyaa"

Jaemin tersenyum manis, dan mengecup kening anaknya dengan sayang. "good night sayang"

setelah Logan keluar, Jaemin kembalu merebahkan tubuhnya dan menyibukan diri dengan Ipad nya.

15 menit berlalu, Jaemin meletakan Ipadnya di atas nakas samping tempat tidur , saat mendengar pintu Kamar mandi terbuka.

ia menoleh menatap kearah Jeno yang sudah memakai pakaian rumah, kaos tanpa lengan serta celana pendek, wangi mint menguar dari badan suaminya.

Jeno mendudukan dirinya disamping Jaemin. "maaf aku pulang telat" katanya.

Jaemin tertawa kecil dan mengangguk. "tak apa" katanya seraya membaringkan tubuhnya.

Jeno tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit dan ikut berbaring di samping Jaemin. "ayo tidur" bisik Jaemin sambil memeluk tubuh Jeno yang terasa dingin.

Jeno berdehem, ia mematikan seluruh lampu hingga membuat kamar mereka gelap gulita, setelah itu membalas pelukan Jaemin.

"kamu wangi banget" bisik Jaemin seraya mendusel di dada Jeno.

Jeno ketawa kecil "kan aku baru mandi, cantik." katanya dengan nada jenaka.

setelahnya mereka saling bertukar cerita, sampai akhirnya benar benar memutuskan untuk tidur.



_

ini update yang gak direncanain..
theo gabisa tidur😓

my pretty CEO Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin