32

15.5K 1.6K 43
                                    


happy reading-!!💚


sudah 1 bulan kehamilan Jaemin dan Jeno masih belum mengetahui hal tersebut. Mungkin Jaemin tidak terlalu ambil fikir dengan Jeno untuk saat ini, karena ia memilki beberapa alasan yang membuatnya memilih diam.

bahkan Haechan masih memikirkan perkataan Jaemin saat dirumah sakit.

Seokjin tersenyum keibuan dan mengusap kepala Jaemin dengan lembut. "apa Nana keberatan dengan kelebihan Nana?" tanya Seokjin, Haechan langsung membulatkan matanya tak percaya. bagiamana bisa Seokjin bertanya seperti itu?

"Bear sayang.. disini aku bertanya sebagai seorang ibu angkat, bukan seorang dokter." Haechan mengangguk kaku lalu kembali melirik Jaemin yang menunduk tangan anak itu meremat perutnya.

"Nana?" panggil Haechan.

Jaemin mengangguk, Seokjin menghela nafasnnya.

"Na?!" kaget Haechan tak percaya.

"Chanie, kau tau aku terauma dengan hal ini kan? bagaimana jika aku tak bisa menjadi ibu yang baik? bagaimana jika aku tak bisa menjaganya?"

suara Jaemin sangat amat gusar, raut wajahnya suram bahkan mendongak saja Jaemin enggan, ia masih mencekram perutnya cukup kuat.

"bagaimana dengan Jeno?"

"aku akan memberitahu Jeno saat aku siap" final Jaemin.

Haechan tak bisa menyalahkan Jaemin sepenuhnya, bahkan Jaemin bisa menjalin kasih dengan seseorang saja Haechan sudah sangat amat senang, trauma yang disebabkan karna keluarga itu yang dirasakan Jaemin.

Jaemin selalu takut jika ia akan menjadi seperti ayah dan bundanya.

"babe?" suara serak Mark membuat lamunan Haechan pecah.

anak itu menoleh kearah kekasihnya yang topless, Mark beringsut mendekat dan memeluk tubuh telajang Haechan.  "memikirkan apa hm?" tanya Mark.

Haechan menggeleng dan tersenyum tipis. "hanya pekerjaan" bohong Haechan.

akhirnya Haechan memejamkan matanya berusaha kembali tidur.


Jeno memeluk Jaemin yang sedang memakai skincare nya, tangan Jeno mulai menggerayangi badan Jaemin entah hanya perasaan Jeno atau memang benar jika badan Jaemin semakin sekal dan sintal.

Jaemin menahan tangan Jeno yang ingin masuk kedalam celananya. "tidak sekarang Jeno-ya, aku sedang tidak ingin" tolak Jaemin membuat Jeno menghela nafasnya jujur kesal karna ia selalu ditolak okeh Jaemin.

Jaemin berdiri dan memeluk Jeno dengan erat. "Jeno.. kau tak akan meninggalkanku kan?" tanya Jaemin dengan suara melirih.

Jeno menenggelamkan wajahnya diceruk leher Jaemin. "aku tidak setolol itu sayang" kekeh Jeno.

"apa kau serius denganku?" tanya Jaemin lagi.

"Nana-ya, aku sudah mempersiapkan semuanya. sabar ya? sebentar lagi, aku janji akan merubah margamu" gumam Jeno ia semakin mengeratkan pelukannya pada Jaemin.

"Jeno.. bagaimana jika aku mengandung anakmu?" tanya Jaemin lirih membuat Jeno melepaskan pelukannya dan menatap Jaemin terkejut.





















Jeno menghela nafas, merasa bodoh karena tidak menyadari jika kekasihnya hamil dan yang semakin membuatnya merasa tak berguna adalah karena kekasihnya sudah hamil selama 5 minggu.

"siapa saja yang tau, hm?" tanya Jeno, Jaemin masih menunduk tak ingin menatap wajah kekasihnya.

"Chanie, Injunie, Lele" gumam Jaemin jarinya memilin ujung piamanya dengan gugup.

"kenapa tak bilang padaku Na?" tanya Jeno lagi namun kini ia menangkup pipi gembil Jaemin agar kekasihnya bisa menatap dirinya.

Jaemin tak melihat tatapan dingin atau kecewa dari Jeno, ia malah menemukan kekasihnya itu menatap dirinya dengan lembut, usapan pipi nya juga membuat dirinya semakin merasa bersalah.

"a-aku takut kau meninggalkanku" lirih Jaemin nadanya bergetar seperti menahan tangis, Jeno tertawa lucu.

"bodoh, aku sudah cinta mati pada mu Na Jaemin" ujarnya masi disela tawa yang renyah.

Jaemin mengusap ujung matanya, lalu memeluk erat Jeno.

"m-maaf.. hiks tuhan aku bodoh sekali hiks.. huweee!!"

Jeno terkekeh lalu mengusak hidung mancungnya disurai Jaemin.

"pantas saja kau semakin cantik" gurau Jeno agar kekasihnya berhenti menangis.

Jaemin mendongak menatap Jeno dengan tatapan malu. "ugh! jangan berbohong.." lirih Jaemin, wajahnya sudah merah hingga telinganya.

Jeno tergelak, Jaemin yang biasanya tidak akan merasa malu jika ia gombali, malah tertawa kencang merasa geli dan aneh secara bersamaan.

dengan gemas Jeno memeluk tubuh Jaemin, membawa lelaki yang kini berbadan dua itu bergoyang ke kanan dan kekiri.


_

hayo tadi ada yang minta double up hehe, pendek aja gapapa yaa? theo ngebut ngetiknya ini😭

my pretty CEO Donde viven las historias. Descúbrelo ahora