Fifteen

5.9K 712 98
                                    

Happy reading~~

Typo? Bilang ya

***

"Sungchan?"

Sungchan dan Jisung langsung menoleh. Jisung mendengus malas kala melihat Mina berdiri di samping meja mereka.

"Oh kau, ada apa?" Tanya Sungchan.

"Sungchan sedang apa disini, sayang?" Tanya Mina sembari mengusap surai Sungchan.

Buru-buru Sungchan menepis tangan Mina yang mengusap surainya. "Tidak usah banyak bertanya, lebih baik kau pergi sana."

Jisung hanya diam dan fokus pada bibimbap  nya, tidak berminat untuk menatap Mina.

"Oh ada Jisung juga, apa kabar sayang?" Mina mengusap surai Jisung juga.

"Baik, nona." Jawab Jisung dengan suara dingin nan menusuk nya lalu menurunkan tangan Mina dari kepalanya.

"Ah syukur lah kalau begitu."

Mina menatap Sungchan yang sedari tadi menatapnya tajam. "Ayo pulang, Sungchan."

"Kau duluan saja, aku masih ada urusan dengan Jisung." Tolak Sungchan.

"Tapi ini sudah pukul 5 sore, kau tidak takut nanti Daddy mu akan marah?" Tanya Mina.

"Untuk apa takut pada pria tak tau untung itu." Sahut Sungchan.

"Pulang, Sungchan. Daddy mu akan marah nanti, ayo cepat ikut Mommy." Ucap Mina sembari menarik tangan Sungchan.

Sungchan menggeram pelan membuat Jisung langsung menatap sang kakak.

"Tak apa, kita lanjutkan lain kali saja pembicaraan ini." Ucap Jisung.

"Tapi –"

"Kau dengar itu? Jisung saja tidak keberatan, ayo pulang ! Jisung, kami pamit ya." Tangan Sungchan ditarik paksa oleh Mina keluar dari Cafetaria.

Jisung menghela nafas lalu meminum jus nya dan memakai jaketnya.

"Aku juga yang harus membayar." Gumamnya lalu melangkah ke kasir.

Setelah membayar Jisung bergegas keluar dari Cafetaria dan pergi ke rumah Chenle dengan motornya. Daripada pulang lebih baik berkencan saja dengan Chenle, begitu pikirnya.

***

"Berapa berkas yang harus aku selesaikan lagi?"

Mark kembali membolak-balik lembaran dokumen yang tersaji di hadapannya.

"Satu berkas lagi, Sajangnim." Ucap sang sekretaris.

Mark menghela nafas lalu kembali memeriksa dokumen. Ia memijat pelan keningnya sembari terus meneliti dokumen.

"Lalu, bagaimana tentang proyek kita dengan Alexon Corp dari Amerika??" Tanya Mark.

"Maaf, Sajangnim. Alexon Corp membatalkan proyek nya. CEO Alexon Corp berkata mereka batal membuat proyek tersebut bersama kita."

Mark mendesah lelah, ia membanting punggungnya pada kursi mewah yang di dudukinya.

"Siapa pengganti perusahaan kita?" Tanya Mark.

"Menurut laporan, Alexon Corp bekerja sama untuk proyek itu bersama HJ Group."

Mark menaikkan salah satu alis camarnya. "HJ Group? Milik siapa itu?"

Sang sekretaris memberikan laporan pada Mark. "Hwang Hyunjin, Sajangnim. CEO dari HJ Group dan CEO dari Hwang Entertainment."

Mark membaca laporan tadi dengan teliti. Ia menjilat bibirnya yang terasa kering lalu menutup laporan tersebut.

"Hwang Hyunjin? Aku dengar dia dekat dengan Jaemin akhir-akhir ini." Ucap Mark.

"Iya, Sajangnim. Tuan Jaemin menjadi pusat fashion dari seluruh artis Hwang Entertainment."

"Untuk apa dia mendekati Jaemin? Masih banyak submissive yang lebih baik dari Jaemin, tapi kenapa ia malah memilih Jaemin." Gumam Mark.

"Kau boleh keluar." Ucap Mark pada sekretaris nya.

Pria tadi membungkuk sekilas lalu melangkah keluar dari ruangan Mark.

"Na Jaemin ..."

Mark bangkit dari duduknya, ia menanggalkan jas nya lalu menggulung lengan kemeja nya sebatas siku.

"Na Jaemin dan Hwang Hyunjin?? Bahkan Hwang Hyunjin masih kalah jauh denganku." Ia bersedekah dada lalu menatap pemandangan kota Seoul yang sudah menjelang malam.

"Ck ! Lewati aku dulu sebelum kau bisa mendapatkan Nana-ku."

"Lha lu mantan suaminya peak" –Author

***

"Terima kasih, Ji. Kau menepati janjimu agar membawa Chenle pulang pukul 8 malam tepat." Ucap Jeno.

"Sama-sama, Uncle. Yasudah, Jisung pamit dulu kasihan Mommy sendirian di rumah."

Jisung beranjak dari duduknya, ia menyalimi Jeno dan Renjun lalu melangkah keluar dari rumah.

"Ji! Kau dan Jaemin mau ikut kami piknik tidak??" Tanya Renjun.

Jisung yang akan mengenakan helm nya menoleh. "Kapan? Jisung sih mau saja, kalau Mommy nanti bisa Jisung ajak bicara."

"Akhir pekan ini, mau?" Tawar Jeno.

Jisung menggangguk lalu memakai helm nya.

"Malam semua, Jisung pamit dulu." Ucap Jisung setelah menyalakan mesin motornya.

"Hati-hati di jalan, Ji." Ucap Chenle.

"Iyaa sayang, byee~~"

Setelah itu Jisung langsung melajukan motornya pergi dari pekarangan rumah Chenle.

"Aduh, dasar remaja jaman sekarang." Goda Jeno sembari merangkul Renjun masuk ke dalam rumah.

"Ah ! Kalian dulu juga seperti itu!" Protes Chenle.

"Tidak tuh, kunci pintunya ya Le." Ucap Jeno lalu menaiki tangga menuju kamarnya bersama Renjun. Meninggalkan Chenle yang mempoutkan bibirnya sembari melangkah memasuki rumah dengan kaki yang di hentakkan kesal.

"Dasar orang tua !"

Next or Unpub??

























Okay, double update

Jangan lupa vote+comment nya

Kritsar juga boleh

See you ~~

-Lio

ᴅᴀʀɪ ᴀɴᴀᴋᴍᴜ [hiatus]Where stories live. Discover now