bab 2 pertemuan pertama ✅

13.7K 802 21
                                    


"Saya tidak ingin tau, pokonya projects ini harus kita selesaikan dalam waktu yang sudah ditentukan. Dan kamu Kayana. Saya mau kamu awasi projects pembangunan hotel itu selagi saya mengambil cuti pernikahan!" perintah Dave, CEO perusahaan kontraktor di tempat Kayana bekerja.

Kali ini Kayana mendapatkan tanggung jawab yang sangat besar karena projects pembangunan hotel klien kali ini harus Kayana yang mengurusnya karena sang boss mengambil cuti, dan ini menambah beban pekerjaan Kayana sebagai sekretaris.

"Baik pak. Saya akan pastikan jika semua akan berjalan lancar lagi pula pembangunan ini hampir selesai." ucap Kayana.

"Iya saya tahu, maka dari itu saya mengambil cuti pernikahan saya mulai besok. Dan saya percayakan ini semua sama kamu dan juga Reno."

Setelah rapat dadakan itu selesai Kayana pun segera bersiap untuk pulang. Hari sudah sangat larut tinggal Kayana wanitanya sendiri.

"Kayana apa kamu ingin pulang bersama," tawar Reno asisten pribadi Dave. Reno adalah partner yang akan mengawasi projects yang telah di serahkan oleh Dave kepada Kayana bersama Reno.

"Tidak, terimakasih aku membawa mobil," tolak Kayana.

"Ayolah ini sudah sangat malam tidak baik jika wanita pulang sendiri."

"Sekali lagi terimakasih, tapi aku membawa mobil. Lagipula aku terbiasa pulang sendiri dan tidak terjadi apapun," ucap Kayana kemudian melenggang pergi meninggalkan Reno di lobi kantor.

Saat Kayana pergi, Reno hanya bisa menatapnya dari jauh. Kayana adalah wanita yang sangat sulit di dekati entah kenapa. Setiap cowok yang mendekatinya pasti tidak akan bertahan lama. Mungkin karena sifat Kayana itu yang cuek terhadap lawan jenis sehingga mereka memilih mundur.

Dan setelah melihat Kayana  pergi dengan mobilnya. Reno pun memilih untuk pulang. Meskipun ada rasa khawatir dalam dirinya kepada Kayana. Reno memilih untuk menahan untuk tidak memaksa Kayana pulang bersamanya.

***

Di perjalanan, saat ini Kayana tengah kalut dengan permintaan sang Ayahnya yang ingin dirinya segera menikah. Tapi bagaimana ia bisa menikah jika calon pun ia tak punya. Ditambah  pembangunan hotel ini menjadi beban pikiran.

"Ahh aku butuh refreshing. Apa aku club aja ya," gumam Kayana kemudian ia pun mengambil jalan yang berbeda yaitu ke club malam.

Club malam bukanlah tempat biasa Kayana menghabiskan waktu atau tempat ia menjernihkan otaknya. Namun kali ini
Kayana benar-benar kalut. Walaupun ia tampak tidak peduli dengan permintaan Ayahnya. Tapi Kayana tetaplah seorang anak yang memikirkan kebahagiaan orang tuanya. Walaupun  terkadang ia egois.

Tapi saat diperjalanan, menuju Club malam, tiba-tiba saja mobil Kayana tiba-tiba berhenti. Kayana yang merasakan hal itu mencoba memeriksa apa yang terjadi.

"Sial!" Umpat Kayana ketika mobilnya berhenti di tempat yang sepi.  Kayana mengecek mulai dari ban mobil hingga kapnya.

"Mogok," 

Braakk!

Tiba-tiba saja segerombolan pria mencoba menghampiri Kayana.

"Hay manis, kenapa malam-malam begini sendirian. Mau ditemenin gak?" 

Para pria jalanan itu tersenyum kearah Kayana.

"Jangan ganggu," ucap Kayana, kemudian mengambil uang yang ada di dalam dompetnya. Semuanya ia keluarkan dan ia berikan kepada preman itu.

"Ini ambil jangan banyak bicara dan banyak tingkah." Kayana pun melempar uang tersebut.

"Hei nona apa cara ini kamu bersikap," ujar preman jalanan yang berjumlah tiga orang itu.

Not A Wedding Contrac (Selesai) Where stories live. Discover now