bab 3 Dirza

10.8K 628 11
                                    

"Ini! silahkan kamu ambil. Tapi biarkan saya pergi," mohon Kayana.

Sedangkan pria itu malah menggubris ucapan Kayana. Malah pria membuka jaktet lepisnya lalu memakaikannya kepada tubuh Kayana. Yang terbuka.

Kayana yang melihat sikap pria, yang ia kira preman itu pun menoleh dan menatap pria tersebut.

"Saya tidak meminta barang yang kamu punya. Saya ikhlas, hanya ingin membantu mari." pria jangkung itu pun mengulurkan tangannya. Bukan menerima jam serta perhiasan Kayana akan tetapi untuk membantu Kayana bangun.

Sedangkan Kayana yang melihat uluran tangan pria itu pun menerimanya dengan ragu. Sesekali Kayana menatap pria yang telah menolongnya.

"Te-terima ka-sih," ucap Kayana dengan gugup.

Kemudian pria jangkung itu pun memapah Kayana untuk keluar dari kebun tersebut. Sedangkan para preman yang mencoba melecehkan Kayana sudah terkapar tidak berdaya, mereka tidak berani membalas pria jangkung yang telah menolong mangsa mereka.

Sesampainya di jalan, tempat dimana mobil Kayana berada. Kayana pun segera masuk ke dalam karena takut jika pria yang menolongnya itu hanya pura-pura. Namun, ketika orang yang menolongnya itu pergi begitu saja Kayana pun langsung memanggilnya. Karena Kayana tidak ingin punya hutang Budi.

Setelah memastikan wanita yang di tolongnya masuk ke dalam mobilnya. Pria itu pun melenggang pergi tanpa menjawab ucapan terimakasih Kayana.

"Hei tunggu!" Panggil Kayana. Dengan posisi masih di dalam mobil. Dia membuka kaca jendelanya agar pria itu mendengar panggilannya.

Sedangkan pria jangkung itu baru saja melenggangkan beberapa langkah harus terhenti karena panggilan wanita yang di tolongnya

Sementara Kayana ia memilih untuk turun dari mobilnya.

"Tunggu!" Panggil Kayana kembali.

"Ini ambilah." Kayana pun menyerahkan kembali jam tangan beserta cincinnya.

"Apa?" tanya pria jangkung itu tidak paham dengan maksud orang yang sudah ia tolong.

"Ini ambillah, sebagai ucapan terima kasih saya karena telah di tolong. Saya tidak punya uang cash untuk membayarmu jadi kau ambilah ini," pria jangkung itu hanya menatap Kayana dengan intens.

"Tidak perlu," ucapnya kemudian pergi meninggalkan Kayana dengan cepat.

"Hei!" Kayana pun mengikuti langkah pria jangkung yang telah menolongnya itu.

"Jika kau tidak ingin mengambil jam serta perhiasan saya maka kau bisa menyebutkan no. Rekeningmu biar saya bisa mengirim uangnya langsung."

Namun, perkataan Kayana dihiraukan oleh pria itu.

"Baiklah jika kau tidak punya no. Rekening kau bisa ambil ini. Ini adalah kartu namaku Jika kau butuh bantuan atau sesuatu kau bisa menemui saya atau menelepon." Kayana yang merasa sudah terlalu jauh mengikuti pria tersebut pun dengan paksa memberikan kartu namanya. Dan setelah itu, Kayana pun kembali ke tempat dimana mobilnya berada.

Sedangkan pria itu hanya menatap punggung kecil itu menjauh darinya meninggalkan jalanan itu. Dengan mobil yang baru.

"Ah sepertinya aku sudah sangat terlambat," ucap pria jangkung itu. Kemudian segera berlari ke arah yang berlawanan.

***

"Maaf kakak terlambat," ucap pria itu.

"Kak Dirza!" teriak anak berusia 10 tahun. Dia berlari menghampiri pria yang di panggil kak Dirza itu kemudian dipeluknya kaki panjang itu

"Kakak dari mana saja? kita udah nungguin kakak dari tadi tau," ucap gadis remaja itu.

"Maaf tadi ada masalah saat di perjalanan menuju pulang," ucapnya kemudian mengusap kepala adik bungsunya yang sedang memeluk kakinya itu.

Not A Wedding Contrac (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang