bab 5 rencana

7.2K 454 2
                                    


"Mungkin jalan yang aku ambil ini salah. Tapi apapun akan aku lakukan demi orang yang aku sayangi, meski harus ku korbankan kebahagiaanku."

Kayana & Dirza


***

"Selamat pagi ayah," sapa Kayana. saat ini ia sudah sangat rapih dengan seragam kantornya.

Kayana melihat keluarganya lengkap berada di meja makan pagi ini.

"Tumben masih ada di rumah bisanya juga sekarang sudah ada di kantor," sindir Rose.

"Rose!" tegur Rendra.

"Ups sorry. Aku lupa jika kakakku sibuk juga karena untuk kebahagiaan dirinya sendiri."

"Sudah sayang jangan dengarkan Rose. Sekarang kamu ingin sarapan roti apa nasi gorengnya," tawar Fitri.

"Roti saja," jawab Kayana dengan datar.

"Oh ya Ayah, hari ini aku akan menginap di rumah Jenni karena ada tugas kuliah yang harus aku selesaikan," izin Rose.

"Apa kau yakin menginap di rumah Jenni?" tanya Kayana memincingkan matanya curiga.

"Tentu saja kalau kau tidak percaya tanyakan saja padanya," jawab Rose santai kemudian meminum segelas susu yang telah disiapkan untuknya.

Kayana yang mendengar itu mengangguk percaya.

"Yana kapan kamu akan mengenalkan calon untuk kami?" Tanya Fitri.

"Emm Minggu besok aku akan membawanya kemari," jawab Kayana tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

"Aku harap Kakak tidak berbohong dan membuat kita kecewa. Kalau begitu aku pamit dulu," setelah Rose menyelesaikan sarapannya, ia pun meninggalkan meja makan. Tinggallah Kayana, Rendra dan Fitri.

"Sayang jangan terburu-buru. Ayah mendengar kamu bersedia menikah saja sudah cukup membuat ayah bahagia," ucap Rendra

"Tidak ayah, aku tidak ingin membuat ayah menunggu lama. Aku akan pastikan, jika dalam waktu dekat bisa membawa seseorang untuk ayah."

"Kalau begitu aku pamit ke kantor dulu, assalamualaikum," pamit Kayana.

"Sayang bagaimana dengan sarapannya?" ujar Fitri ketika roti yang telah selesai ia buat tidak dimakan oleh Kayana. Namun, di hiraukan oleh Kayana.

"Aku akan sarapan di kantor saja," balas Kayana.

Fitri yang mendengar jawaban itu menghela nafasnya dan menatap roti yang telah ia buat berakhir sia-sia.

"Kamu gak papakan?" tanya Rendra yang melihat raut wajah Fitri yang murung.

Sedangkan Fitri yang mendapat pertanyaan itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Rendra yang melihat itu menganggukan kepalanya.

"Berikan roti itu kepadaku, biar aku yang memakannya," ujar Rendra. Fitri pun menyodorkan roti yang telah ia buat kepada Rendra.

Di rumah sakit.

Pagi ini terlihat Dirza baru saja membeli sarapan untuk kedua adiknya. Uang yang diberikan Kayana semalam ada sedikit sisanya, setelah Dirza gunakan untuk membayar administrasi rumah sakit.

"Kakak!" Panggil Firza ketika melihat Dirza yang membawa makanan.

"Kakak bawa apa?" tanya Firza antusias.

"Kakak bawa sarapan untuk kalian makanlah," titah Dirza kepada kedua adiknya.

Sedangkan kedua adik Firza yang mendapatkan makanan pun tersenyum senang setelah semalaman mereka menahan lapar. Tanpa perduli darimana sang kakak mendapatkan makanan.

Not A Wedding Contrac (Selesai) Where stories live. Discover now