bab 7 kesepakatan

5.9K 426 1
                                    

Setelah Kayana meminta Dirza untuk mengikutinya. Keduanya pun pergi dan menunda persetujuan operasi ibu Dirza. Dan disinilah mereka, di taman rumah sakit yang sedang sepi karena memang sudah malam.

"Kau butuh uang?" tanya Kayana.

Dirza pun menatap Kayana dengan intens setelah itu ia pun menganggukan kepalanya sedikit ragu.

"Sekali lagi saya tanya, apa kau butuh uang untuk ibumu operasi?" Kayana mengulangi pertanyaannya dan dibalas anggukan pula oleh Dirza.

"Kalau begitu mari kita buat kesepakatan. Kau bisa menolong saya dan saya juga bisa menolongmu dengan cara membiayai operasi ibumu," ujar Kayana.

Dirza yang mendengar Kayana menawarkan kesepakatan pun menatap Kayana dengan tatapan bingung.

"Kesepakatan?"

"Ya kesepakatan, kau bisa memikirkannya terlebih dahulu. Jika kau bersedia saya bisa memberimu uang lebih dari itu." Dirza yang mendengar itu pun seketika menjadi gelisah.

"Tidak perlu buru-buru. Sebaiknya kau pikirkan baik-baik. Karena jika kau setuju kau tidak bisa mundur. Dan jika kau menolaknya, maka tidak ada kesempatan kedua atau pun pembicaraan yang lain," ujar Kayana otoriter.

"Boleh saya tau kesepakatan apa itu?" tanya Dirza.

"Saya akan mengatakannya jika kau sudah setuju. Intinya, harus kau tau. Saya bisa membantumu. Tapi kau juga harus membantu saya dengan melakukan apapun yang saya perintahkan. Itu saja," ucap Kayana dengan angkuh.

"Kalau begitu saya pergi dulu jika kau sudah punya jawabannya kau bisa menelpon saya, Kau masih menyimpan kartu nama saya kan," lanjut Kayana.

Dirza yang mendengar itu pun segera memeriksa saku celananya. Setelah mencoba mencarinya. Dirza pun tidak menemukannya. Kayana yang melihat itu memutar bola matanya kemudian mengambil kartu namanya di dalam tas. Kemudian memberikannya kepada Dirza.

"Ini ambilah. Ini kartu namaku yang terkahir jadi jangan sampai hilang. Oh ya, saya belum tau siapa namamu," ucap Kayana.

"Dirza nona?"

"Ok Dirza aku hanya memberikan waktu hanya 24 jam jika lebih dari itu saya tidak bisa menerimanya. Jadi pikirkan baik-baik. Tapi satu hal yang harus kau tau ini sangat menguntungkan dirimu." Kemudian Kayana pun pergi meninggalkan Dirza taman rumah sakit.

***

Setelah kepergian Kayana Dirza pun segera kembali ke dalam. Dirza harus memutuskan ini dengan baik. Jangan sampai hal ini membuat sang ibu kecewa terhadap dirinya.

"Permisi pak Dirza. Bagaimana apa sudah ada keputusan?" tanya suster yang merawat ibu Dirza.

Dirza yang mendapat pertanyaan itu pun sedikit ragu dan juga gelisah.

"Apa operasi ini bisa ditunda? Jika bisa berapa lama sus?" Dirza balik bertanya.

"Sebenarnya ini tergantung dengan kondisi pasien. Tapi karena kondisi ibu anda sudah sangat parah maka tindakan operasi adalah hal yang tepat untuk menyelamatkan nyawanya. Dan operasi harus segera dilakukan jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi."

Dirza yang mendengar itu tidak bisa berpikir panjang ia harus segera mengambil keputusan. Dan tawaran gadis yang ia tolong adalah jalan satu-satunya.

"Baiklah suster saya menyetujuinya. Kalau begitu mana suratnya biar saya tanda tangani."

Kemudian suster itu pun menyerahkan selembar kertas yang harus Dirza tanda tangani.

"Ini sus, lalu kapan ibu saya mulai dioperasi?"

Not A Wedding Contrac (Selesai) Where stories live. Discover now