Dasi 15 Februari

9 6 7
                                    

Tema: Dorman
Majas: Antonomasia

Keyword:
√ Gagal Proses
√ Haru Biru
√ Es Puter
√ Meradang Pilu
√ Rombak Takdir

.
.
.
.

Ah, Bona meradang pilu saat si mungil yang ia beli di sebuah toko online sekitar enam bulan lalu tidak kunjung tumbuh. Padahal setiap hari selain disiram, si mungil juga dia taruh di tempat yang terkena sinar matahari.

Jadi, di sinilah sekarang Bona berada. Di halaman kos haru biru, Bona telah menyiapkan pot berukuran besar dengan tinggi setengah meter. Lengkap dengan tanah yang sudah dicampur pupuk kompos. Pot barunya berwarna biru, senada dengan kos Bona.

Duduk bersila di atas bebatuan kecil yang dikelilingi rumput jepang, Bona mulai membedah si mungil kesayangannya. Akan dia rombak takdir si mungil, agar bisa berjaya. Oh ... Salah, maksud Bona agar cepat tumbuh besar.

Matahari yang terlihat mengintip malu-malu di balik awan biru,membuat Bona semakin seamangat membedah si mungil. Sesaat, dia membayangkan kalau saja ada tukang es puter lewat.

Bona yang tersadar karena membayangkan es puter, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia, kan, harus fokus dengan si mungil. Jangan sampai si mungi gagal proses, dan berakhir jadi cebol seumur hidup.

Bina menatap dengan bangga hasil pekerjaannya mengganti pot baru untuk si mungil. Senyum tidak berhenti lepas dari bibir tipisnya.

Namun, saat akan memindahkan pot baru ke tempat yanga lebih luas. Tiba-tiba temannya yang akan keluar membeli siomay bertanya, "Bona, ngapain sukulenmu ditanam di pot gede?"

Bona menjawab tanpa mengalihkan kegiatannya memindahkan pot, "Biar cepet gede, lah. Masa udah enam bulan segini aja ukurannya."

Sebelum berlalu temannya menimpali, "Itu sukulen, Bon. Bukan pohon jambu yang bakal numbuh gede kalo diganti potnya."

Bona terdiam mendengar ucapan temannya. Dirinya pun terduduk lemas di atas rumput dengan tangan berpegangan pada pot. Sungguh sial!

PseuCom
PuspaRiu

Catatan Dosa MasoNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ