(+) Dua puluh Dua

8.1K 646 65
                                    

Hayo vote dulu hayo...

"Hot chocolate?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Hot chocolate?"

Sekarang hari minggu, berarti sudah dua malam Vanya dan kawan-kawan menghabiskan waktu di Villa milik keluarga Putra. 

Juna memalingkan wajahnya saat merasakan kehadiran seseorang,ternyata itu tunangannya yang sedang membawa dua gelas berisikan coklat yang sedang tersenyum memandang dirinya. 

Juna kembali menatap kedepan, lebih memilih menatap pemandangan yang membuat hatinya teduh daripada menatap wajah cantik tunangannya. 

Vanya mencebikkan bibirnya, menimbulkan ekspresi cemberut disana. Vanya lebih memilih duduk disamping Juna yang masih betah memandang pemandangan didepan Villa Putra, karna akan memerlukan waktu lama jika ia menunggu Juna merespon. 

"Makasih" Juna tersenyum simpul sembari mengambil gelas berisikan coklat yang diberikan Vanya. 

"Lagi mikirin apa sih Jun?" Ucap Vanya sehabis menyeruput minumannya. 

Juna melirik Vanya, "Gapapa sayang" Ucapnya dengan senyum tipis yang timbul dibibirnya. 

"Aku tahu kok kamu kenapa… pasti karna cewe itu kan? Yakan?"

Juna menatap Vanya dengan pandangan tak suka saat mendengar Vanya memanggil Putri dengan sebutan 'cewe itu' membuat Vanya kembali merapatkan bibirnya. 

Vanya menundukkan kepalanya, "Aku denger kamu telfonan sama dia semalem".

"Dia yang nelfon duluan" Ucapnya. 

"Kan bisa kalo gak diangkat" Ucap Vanya masih betah menunduk. 

Juna menatap Vanya jengah, "Aku udah bilang kan sama kamu? Jangan bahas siapapun kalo kita lagi berdua" Ucapnya kini menatap Vanya sepenuhnya. 

Vanya mengangkat kepalanya, "Tapi apapun yang kita bahas bakal berakhir dengan Putri, karna kamu udah terikat dengan Putri!".

"Kamu bilang kamu pengen aku lupain dia, tapi kalo kamu bahas dia terus kapan aku bisa lupain dia Van?" Ucap Juna prustasi. 

"Gimana bisa kamu lupain dia kalo kamu aja telfonan sama dia Jun! Kami tahu?! Tadi malem aku gak bisa tidur, terus aku mau minta kamu temenin aku! Tapi kamu malah telfonan sama dia!! Kamu emang gak ada niatan buat lupain dia kan!?" Vanya berdiri dari duduknya, menatap Juna dengan penuh kekesalan. 

Juna terlihat tak terima, dengan penuh emosi dirinya membanting gelas yang sedari tadi ia genggam. 

"Cukup Van! Berhenti disitu!" Ucap Juna sambil menahan amarahnya. 

Vanya terkekeh, tak percaya. 

"Kamu minta aku berhenti? Kamu sendiri? Kamu bisa gak berhenti? Kamu kalah sama nafsu kamu sendiri kan! Kenapa harus aku doang yang berhenti!?" Balas Vanya. 

Antagonist Revenge Where stories live. Discover now