(+)Dua Puluh Sembilan

5.7K 496 27
                                    

Vote dulu hayuk...

"Bosen"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bosen"

Vanya sekali lagi mengeluarkan ampas pernafasannya dengan sedikit helaan. Ia sangat bosan sekarang. 

Mata coklatnya sekarang melirik kearah dua sahabatnya yang sedang tertidur pulas. Sekarang sedang berlangsung KBM bahasa Indonesia, namun bukannya mendengarkan Lisa dan Rika malah sedang asyik bermain di dunia mimpi. 

Suara sayup dari seorang pria paruh baya yang tengah menjelaskan materi pelajaran itu  bagaikan dongeng yang membuat tidur mereka berdua makin pulas. 

Oh Tuhan, andai saja Vanya bisa tidur lelap seperti kedua sahabatnya, pasti sangat menyenangkan bukan? Namun sayangnya ia tak bisa. Pikirannya kini tengah berpacu kepada Juna, ada apa dengan pria itu? Kenapa tak memberi kabar sejak kemarin?. 

Okey, Vanya paham kalau tunangannya itu sedang mengikuti turnamen basket. Tapi apa susah hanya sekedar memberinya kabar?. 

Ting! 

Sebuah bunyi yang berasal dari hapenya kini menjadi palu pemecah lamunannya. Dengan melakukan perputaran malas pada matanya, Vanya kini merogoh hapenya dan menghidupkan layarnya. 

Kerutan di kening Vanya mulai terbentuk saat melihat sebuah nomor tak dikenal terpampang disalah satu dari sekian banyak chat yang masuk di whatsapp-nya. 

Apa ini temen Juna?.

089674xxxxxx

|Gua mau kita ketemu di rooftop sekolah
|Pastiin kalo gak ada yang ngikutin lu
|Putri.

Kerutan Vanya semakin dalam ketika tahu kalau pesan itu bukan berasa dari teman Juna atau Adrian, tapi Putri. Dari mana gadis sialan itu mendapat nomornya. 

Tak mau ambil pusing Vanya kembali mematikan benda pintar itu dan memasukkan kedalam kantong. 

Kini pikirannya kembali melayang. Mengingat-ingat alur novel yang sedang ja masuki. Kini ia kembali mengerutkan keningnya. 

"Emang ada ya bagian ini di novel? Kenapa tiba-tiba alurnya berubah" Batinnya

Sungguh ia benar-benar pusing. Kenapa banyak sekali alur yang berubah sejak ia memasuki novel? Mulai dari kedekatan ia dengan Adrian sampai Putri yang memintanya bertemu. Mana pake lu-gua lagi. 

Daripada memikirkan hal yang tak penting, Vanya lebih memilih untuk memejamkan matanya. 

"Ck!" Ucap Vanya kesal karna tak kunjung mendapat rasa kantuk dan tak kunjung bisa memejamkan matanya. 

Antagonist Revenge Where stories live. Discover now